Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti perubahan lansekap global yang sangat cepat, khususnya dengan adanya pergeseran geopolitik yang telah menciptakan pola kerja sama internasional yang terkotak-kotak.
Hal ini disampaikannya saat memberikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2024 beserta Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia di Gedung Nusantara, Rabu (16/8/2023).
Orang nomor satu di Indonesia itu menekankan bahwa saat ini tengah muncul fenomena saling tarik menarik antarnegara terhadap rantai suplai manufaktur ke Negeri sendiri atau memindahkan ke Negara yang dianggap kawan.
“Fragmentasi global tersebut telah menghambat aliran perdagangan dan investasi dunia, serta melemahkan perekonomian dunia lantaran dapat menciptakan disrupsi rantai pasok yang meningkatkan risiko krisis pangan, energi,serta keuangan dunia,” ujarnya di Gedung Nusantara, Rabu (16/8/2023).
Selain itu, tensi geoekonomi yang memanas juga mendorong tren embargo serta hambatan perdagangan atas beberapa komoditas vital, seperti semikonduktor, mineral, dan bahkan pembatasan arus modal.
Oleh sebab itu, Jokowi menilai konstelasi global harus disikapi dengan strategi kebijakan yang jitu dan antisipatif, bukan hanya strategi biasa tetapi perlu adanya kebijakan ekonomi dan fiskal yang mampu mentransformasi ekonomi dalam menghadapi tantangan ke depan.
Baca Juga
“Ketahanan pangan dan energi serta transformasi manufaktur menjadi sangat penting. Di sisi lain, industri pertahanan harus dibangun secara kompetitif untuk menjawab kebutuhan pertahanan keamanan Indonesia,” pungkas Jokowi.