Bisnis.com, SOLO - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melontarkan beberapa sindiran soal 12 kampus yang ramai-ramai buka Fakultas Kedokteran.
Seperti diketahui, ada setidaknya 12 kampus yang membuka Fakultas Kedokteran baru. Ini disebut menjadi salah satu jawaban atas "keluhan" Joko Widodo soal kurangnya jumlah dokter di Indonesia awal tahun lalu.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengamini bahwa pembukaan pendidikan kedokteran baru merupakan salah satu upaya akselerasi pemenuhan kuantitas dokter, terutama dokter spesialis.
“Karena dengan melihat kapasitas yang ada, maka jenis-jenis dokter spesialis baru dapat dipenuhi dalam 5 sampai 15 tahun ke depan,” ujarnya beberapa waktu lalu, dilansir Bisnis.com.
Meski demikian, manuver 12 kampus yang ramai-ramai membuka Fakultas Kedokteran tersebut ditanggapi dingin oleh IDI.
Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hasbullah Thabrany melontarkan beberapa hal yang berkaitan dengan fenomena ini.
Baca Juga
Pertama, Hasbullah mengatakan jika ini adalah jawaban yang salah. Pembukaan Fakultas Kedokteran semestinya tidak didasarkan pada isu krisis dokter.
“Saya tidak 100 persen setuju karena pendidikan kedokteran jadi seakan-akan jualan lewat isu krisis dokter. Menurut saya, ini tidak didasarkan pada kajian yang memadai. Memang, Indonesia ada masalah kekurangan dokter spesialis dan masalah distribusinya. Tapi kalau kekurangan dokter umum, sebenarnya tidak juga,” ujarnya Rabu (9/8/2023).
Kemudian, Hasbullah juga mengkritik tentang fenomena 12 kampus ramai-ramai buka Fakultas Kedokteran pada nasib dokter di masa depan.
Menurutnya, ini bisa membuat Indonesia kelebihan dokter yang tidak terserap sebagaimana mestinya. Sebab jumlah kebutuhan tidak sebanding dengan banyaknya lulusan kedokteran yang ada.