Bisnis.com, JAKARTA - Pengacara Ofer Bartel, yang pernah menjadi kandidat untuk Pengadilan Tinggi dan Jaksa Negara, menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai mata-mata Iran.
Ofel Bartel melontarkan penyataan itu di acara N12, Senin (7/8/2023) malam, menghebohkan acara televisi tersebut.
Komentar Bartel itu berkaitan dengan penolakan Netanyahu untuk berkomitmen mematuhi Pengadilan Tinggi tidak peduli apa yang mengatur tentang klausul.
"Saya pikir, dan maafkan saya karena terus terang, saya pikir Bibi adalah mata-mata Iran. Jika ada sesuatu yang membahayakan keamanan negara, ekonomi, masyarakat, dan setiap hal mendasar lainnya di negara ini, itu adalah perdana menteri. Kerusakan yang terjadi jauh lebih berbahaya daripada jika roket Iran jatuh di sini,” katanya.
Dikutip dari The Jerusalem Post, sontak beberapa orang yang berada di studio televisi mengutuk ucapan Bartel.
"Dia bukan mata-mata Iran. Bahkan tidak dekat," kata wartawan Yaron Avraham.
Baca Juga
Adapun acara, Rafi Reshef, menyebut bahwa akan lebih baik jika Bartel tidak menyebutkan klaim jika Netanyahu mata-mata Iran.
"Biarkan saja. Akan lebih baik jika kamu tidak mengajukan klaim,” katanya.
Adapun Bartel kemudian memberikan klarifikasi di akun Facebook mengatakan bahwa klaimnya hanya metafora.
"Saya menyebut Bibi (Netanyahu, red) sebagai mata-mata Iran di N12 hari ini. Itu jelas bukan formulasi yang bagus karena jelas bagi semua orang bahwa dia bukan mata-mata. Saya mengatakan kata-kata itu sebagai metafora saja karena kerusakan berat yang menurut saya dia lakukan terhadap Tanah Suci dan warganya mengeluh di bawah kepemimpinannya,” ujarnya.