Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kritisi Impor Pangan, Anies Ingin Desa Jadi Lumbung Pangan Nasional

Bakal calon presiden Anies Baswedan merasa pemerintah terlalu bergantung kepada pasokan pangan dari luar negeri atau impor pangan.
Bakal calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyampaikan pidato politik pada Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7/2023). Kegiatan yang dihadiri ribuan kader dan simpatisan Partai NasDem tersebut beragendakan orasi politik dan konsolidasi internal partai. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz
Bakal calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyampaikan pidato politik pada Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7/2023). Kegiatan yang dihadiri ribuan kader dan simpatisan Partai NasDem tersebut beragendakan orasi politik dan konsolidasi internal partai. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz

Bisnis.com, JAKARTA – Bakal calon presiden Anies Baswedan merasa pemerintah terlalu bergantung kepada pasokan pangan dari luar negeri atau impor pangan. Anies pun mengusulkan desa menjadi lumbung pangan nasional.

Anies menilai harga kebutuhan pokok yang tinggi disebabkan karena kebijakan impor pangan yang terus meningkat. Oleh sebab itu, Anies tak ingin Indonesia bergantung ke negeri luar.

"Kita harus membuat negeri ini bukan jadi negeri yang bergantung kepada pasokan dari luar, tetapi negeri yang menjadikan kampung-kampung, desa-desa, menjadi lumbung pangan nasional. Lumbung pangan kita, bukan kita mengambil dari luar," ucap Anies di acara Pelantikan DPW NasDem Sumatera Barat, seperti yang disiarkan kanal YouTube SENTER. Indonesia, dikutip Minggu (6/8/2023).

Dia meyakini, lumbung pangan nasional hanya bisa diwujudkan apabila terjalin konektivitas antara kota dan desa dengan baik. Dengan begitu, Anies meyakini, desa dan kota menjadi satu unit perekonomian yang sama bukan berbeda.

"Ini semua hanya bisa dilakukan bila kita serius membuat desa kita, kampung-kampung kita, sebagai unit perekonomian yang bekerja dengan baik, di mana para petani, pekebun, dengan kita yang ada di perkotaan itu disambungkan sebagai sebuah perekonomian," ujar Anies.

Mantan gubernur DKI Jakarta ini melihat Indonesia bisa menjadi negara maju apabila mampu memperbaiki berbagai masalah mendasar seperti kebutuhan pangan. Anies pun membandingkan Indonesia dengan Korea Selatan.

"Merdeka kita cuma selisih dua hari. Korea Selatan itu 15 Agustus, kita 17 Agustus di tahun yang sama. Tetapi hari ini, kalau kita bandingkan, kita jauh. Bukan karena kita tidak mampu tapi karena kita belum serius mengurus hal-hal yang mendasar," ucapnya.

Sebagai tambahan informasi, program lumbung pangan nasional sebenarnya sudah kerap diwacanakan sejak Era Orde Baru.

Presiden Soeharto kala itu ingin membuat lumbung alternatif dengan Proyek Lahan Gambut (PLG) namun akhirnya ditinggal.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat merevitalisasi proyek itu namun belum tuntas dikerjakan.

Kini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan proyek food estate di beberapa daerah seperti Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Ini merupakan proyek jangka panjang pemerintahan Jokowi.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan impor pangan memang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dia mengungkapkan impor gandum hanya 2-3 juta ton per tahun pada 2004. Namun, saat ini importasi gandum mencapai 13 juta ton. Begitu juga dengan impor bawang putih saat ini sudah mencapai 600.000 ton, padahal pada 2004 hanya 50.000 ton.

Peningkatan impor juga juga terjadi pada bawang putih, dari sekitar 25.000 ton pada 2004 menjadi sekitar 600.000 ton pada 2022 dan 2023.

Begitu juga gula, dia menyebutkan pada 2004 impor hanya sekitar 2-3 juta ton, sedangkan saat ini impornya sudah mencapai lebih dari 5 juta ton.

Menurut Zulhas, buah-buahan pun meningkat pesat impornya. Dia mengungkapkan 9 tahun lalu, impor buah hanya 50.000 ton, tetapi saat ini sudah meningkat menjadi hampir 1 juta ton.

"Maka dari itu, saya meminta arahan Bapak Presiden apakah boleh mengendalikan impor. Dengan kendalikan impor diharapkan produksi dalam negeri meningkat. Buah misalnya, pertanian misalnya dan lain lain," ujar Zulhas dalam acara peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak 2023 di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper