Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat Ukraina menuduh Moskow sebagai dalang kudeta di Niger. Pejabat itu mengacu kepada dugaan keterlibatan sebagai taktik dari Rusia.
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan Rusia menjadi dalang di balik pengambilalihan atau kudeta Niger tersebut, pada Selasa (2/8/2023).
Presiden Mohamed Bazoum dan pemerintahannya yang terpilih secara demokratis digulingkan oleh para pemimpin militer dalam kudeta di Niger.
“Sekarang sangat jelas bahwa Rusia berada di balik apa yang disebut kudeta militer di Niger. Ini adalah taktik standar Rusia, mengalihkan perhatian, memanfaatkan momen, dan memperluas konflik," kata Podolyak, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Kamis (3/8/2023).
Dia juga mengatakan bahwa Rusia memiliki skenario global untuk memprovokasi ketidakstabilan untuk bermaksud merusak tatanan keamanan global.
“Saatnya untuk menarik kesimpulan yang tepat, hanya penghapusan klan (Presiden Rusia) Putin dan mengirim Rusia ke kelahiran kembali politik yang dapat menjamin tidak dapat diganggu gugatnya aturan dan stabilitas dunia," lanjutnya.
Baca Juga
Kremlin mengatakan bahwa situasi di Niger menyebabkan keprihatinan serius setelah kudeta militer yang dikutuk oleh sebagian besar dunia.
Akan tetapi, kudeta di Niger tersebut disambut baik oleh bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin yang memiliki kepentingan luas di Afrika.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia meminta semua pihak di Niger untuk menahan diri, dan untuk secepat mungkin kembali ke ketertiban hukum.
Seperti diketahui, tentara pemberontak di Niger mengumumkan bahwa telah mengkudeta dan menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum dari kekuasaan, menutup perbatasan negara dan menangguhkan konstitusi, pada Rabu (26/7/2023) malam.
Unitnya mendirikan Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air, yang memegang semua kekuasaan pemerintahan Niger.