Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Punya 35 Tempat di Oblast Kherson untuk Siksa Tahanan Ukraina

Rusia dikabarkan punya 35 tempat di Oblast Kherson yang digunakan untuk siksa tahanan Ukraina.
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters

Bisnis.com, SOLO - Laporan yang terbitkan oleh Mobile Justice Team dari Atrocity Crimes Advisory Group (ACA) untuk Ukraina, yang dibiayai oleh Inggris, Uni Eropa dan AS dan didirikan oleh Global Rights Compliance, sebuah firma dan yayasan hukum hak asasi manusia internasional mengungkap hal yang mengejutkan.

Menurut laporan tersebut, Rusia memiliki setidaknya 35 tempat di Oblast Kherson yang digunakan untuk menyiksa tahanan Ukraina mereka.

Laporan tersebut mengungkapkan analisis kumpulan awal dari 320 kasus penahanan di Kherson. Dari 320 kasus, tercatat ada lebih dari 35 pusat penahanan yang teridentifikasi melalukan kekerasan.

Kekerasan yang dilakukan oleh militer Ukraina bukan hanya fisik, namun dikabarkan juga kekerasan seksual.

"Hampir setengah dari orang Ukraina yang ditahan di sana oleh Rusia menjadi sasaran penyiksaan skala besar, termasuk kekerasan seksual," bunyi laporan tersebut.

Dilansir dari Reuters, dari para korban tersebut setidaknya 43% secara eksplisit menyebutkan praktik penyiksaan di pusat penahanan.

Pertama adalah kekerasan seksual yang kerap dilakukan oleh para penjaga tahanan Rusia. Bukan hanya para penjaga pria, namun juga wanitanya.

Sementara yang lainnya mengaku telah disiksa secara fisik, termasuk dengan sengatan listrik.

Menurut laporan tersebut, setidaknya 36 korban dari kolam yang dianalisis menyebutkan penggunaan sengatan listrik selama interogasi, sering kali sengatan listrik pada alat kelamin.

Militer Rusia memang dikenal kejam. Meski demikian, bentuk kekerasan mendapat penolakan dunia internasional.

Kekerasan inilah yang membuat masyarakat Ukraina kini mulai melalukan serangan balik untuk memukul mundur pasukan elite Kremlin.

Hanya saja, Rusia telah mengancam akan menggunakan nuklir apabila Ukraina terus menunjukan hasil positif dalam serangan balik mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper