Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Curhat Najelaa Shihab, Pendidikan Tanah Air Butuh Kolaborasi

Pegiat pendidikan dan musisi melakukan sejumlah kolaborasi utamanya dalam seni untuk mempercepat perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.
Najelaa Shihab, Pendiri Sekolah CikalIstimewa
Najelaa Shihab, Pendiri Sekolah CikalIstimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kolaborasi antara pemerintah pusat dengan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor, salah satunya musisi, terus diperluas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia. 

Pendidik dan inisiator gerakan Semua Murid Semua Guru Najelaa Shihab, mengatakan meskipun pandemi sudah berakhir, pendidikan Tanah Air masih memerlukan perhatian lebih. Menurutnya, tantangan yang dihadapi saat ini bagi para anak-anak dan remaja adalah isu kesehatan mental serta kesenjangan pendidikan yang masih nyata. 

“Masalah pendidikan di Indonesia tidak bisa diselesaikan hanya antara murid dan guru yang ada di sekolah saja. Perbaikan pendidikan Indonesia perlu dilakukan oleh semua lini,” ucap Najeela saat ditemui di Jakarta pada akhir pekan lalu (28/7/2023). 

Pada kesempatan terpisah, musisi Indonesia Kunto Aji pun meyetujui dengan mengatakan musisi memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dalam membantu menyelesaikan masalah pendidikan. 

Menurutnya, musik menjadi salah satu layer yang juga cukup kuat menjadi sebuah media yang sangat fungsional dan sarana yang mudah dalam menyisipkan pesan-pesan baik kepada masyarakat. Isu pendidikan juga disebut Kunto bisa diselipkan pada lirik-lirik yang dibuat oleh musisi.

Bahkan, lagunya pun dianggap sebagai bentuk storytelling, di maka pesan-pesan dapat diajarkan secara tidak langsung yang justru akan dekat dengan keseharian anak muda, bahkan sejak usia anak-anak.

“Melalui kegiatan ini, anak lebih mudah menangkap apa yang disampaikan. Bahkan, anak  akan terlatih untuk berkomunikasi dan kreativitasnya akan terasah,” jelasnya pada awak media, Sabtu (29/7/2023). 

Kunto pun tak menampik soal masalah perundungan yang terjadi di sejumlah kalangan anak sekolah. Berdasarkan temuannya dalam Riset Programme for International Students Assessment (PISA) 2018, 41 persen siswa di Indonesia pernah mengalami perundungan (bullying) yang disebabkan oleh perbedaan.

"Perundungan adalah salah satu bentuk intoleransi dan ketidakmampuan menghargai perbedaan. Saya berharap dengan metode storytelling bisa jadi cara seru untuk membantu menanamkan nilai-nilai toleransi kepada siswa," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper