Bisnis.com, JAKARTA - Qatar akan bergabung dengan Ukraina dalam upaya untuk mengimplementasikan Formula Perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Volodymyr Zelensky, presiden mengumumkan pada 28 Juli.
“Yang paling penting adalah Qatar akan bersama kami dalam implementasi Formula Perdamaian, bergabung dengan upaya global,” kata Zelensky dalam pidatonya.
Zelensky mempresentasikan rencana perdamaian sepuluh poin untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina pada 15 November 2022.
Rencana tersebut membayangkan pencegahan ekosida di Ukraina, menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang, penarikan semua pasukan Rusia dari wilayah Ukraina, pemulihan integritas wilayah Ukraina, dan pembebasan semua tawanan perang dan orang yang dideportasi. Proposal juga menyerukan untuk memastikan keamanan energi, keamanan pangan, dan keamanan nuklir.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani tiba di Kyiv untuk kunjungan kenegaraan sebelumnya pada 28 Juli.
Menurut Zelensky, kedua pemimpin membahas langkah-langkah untuk memastikan keamanan pangan global dan berfungsinya koridor biji-bijian, Formula Perdamaian, pengembalian anak-anak yang dideportasi secara ilegal, pemulihan Ukraina, dan investasi Qatar.
Baca Juga
Penarikan sepihak Rusia dari Black Sea Grain Initiative pada 17 Juli memicu ketakutan global akan kekurangan biji-bijian dan kenaikan harga pangan. Pejabat Ukraina mengatakan mereka berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan melalui pembicaraan dengan Turki dan PBB tetapi juga mempertimbangkan rute alternatif untuk ekspor mereka.
Kremlin berusaha untuk menggantikan ekspor Ukraina ke Selatan Global karena diktator Rusia Vladimir Putin menawarkan pasokan biji-bijian Rusia sendiri kepada para pemimpin Afrika baik sebagai bantuan maupun secara komersial.
Menurut Financial Times, Moskow mencari dukungan Turki dan Qatar dalam memfasilitasi ekspor biji-bijiannya ke Afrika, tetapi kedua negara belum menyetujui rencana tersebut.