Bisnis.com, SOLO - Seorang jurnalis asal Rusia bernama Rostislav Zhuravlev, tewas saat meliput peperangan di di wilayah selatan Zaporizhzhia.
Semula, laporan menyebut jika Zhuravlev terbunuh karena serangan acak yang dilakukan oleh militer Ukraina.
Namun menurut kabar terbaru, Rostislav Zhuravlev tewas dengan cara dibunuh dan pembunuhan tersebut direncanakan dengan cukup matang.
Dilansir dari BBC, militer Rusia mengatakan bahawa sang jurnalis telah dibunuh di dekat desa garis depan Pytikhatki.
"Akibat serangan oleh tentara Ukraina menggunakan munisi tandan, empat wartawan terluka dalam berbagai tingkat keparahan," kata tentara Rusia dalam sebuah pernyataan.
Rostislav Zhuravlev adalah jurnalis RIA Novosti dan merupakan salah satu dari empat wartawan yang diturunkan untuk meliput langsung medan perang.
Baca Juga
Namun dari empat wartawan tersebut, hanya Zhuralev yang meninggal dalam perang sementara tiga lainnya hanya mengalami luka-luka.
“Selama evakuasi, jurnalis RIA Novosti Rostislav Zhuravlev meninggal karena luka-lukanya akibat ledakan munisi tandan," bunyi laporan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian memberikan pernyataan bahwa serangan kepada jurnalis Rusia itu bukan kebetulan namun direncanakan dengan matang.
“Semuanya menunjukkan bahwa serangan terhadap kelompok jurnalis itu tidak dilakukan secara kebetulan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Menurut kementerian, para jurnalis sedang mengumpulkan bahan untuk laporan tentang pengeboman oleh militan rezim Kyiv terhadap pemukiman di wilayah Zaporizhzhia menggunakan munisi tandan yang dilarang di banyak negara di seluruh dunia.
Dalam laporan yang dihimpun, para jurnalis Rusia ini menuduh AS mengirim banyak senjata ke Ukraina agar perdamaian tidak terjadi.
Diduga, AS tidak mau manuvernya tersebut mengemuka sehingga mereka memilih menargetkan jurnalis dalam serangan terbarunya.