Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpendapat pemilihan umum (pemilu) hanya jadi ajang kontestasi bagi calon pemimpin yang punya banyak uang atau ‘isi tas’.
AHY pun berpendapat, hal itu menjadi indikasi bahwa ada kemunduran demokrasi di Indonesia. Akibatnya, pemimpin di Indonesia bukan didominasi yang memiliki kapasitas mumpuni namun sekadar yang bisa ‘membeli’ suara di pemilu.
“Demokrasi kita tidak didesain untuk memilih pemimpin terbaik tapi menjadi kontestasi isi tas. Kita berharap ke depan kita bisa membangun SDM dari calon pemimpin kita bukan yang punya isi tas, tapi memilih yang memiliki kapasitas. Jangan sampai putra-putra terbaik gugur duluan karena tidak bisa membeli suara,” ujar AHY seperti yang disiarkan kanal YouTube Fisipol UGM, dikutip Jumat (21/7/2023).
Dia pun berharap Pemilu 2024, yang hari pemungutan suaranya kurang dari tujuh bulan lagi, jadi momentum untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia. Apalagi, lanjutnya, demokrasi merupakan syarat penting untuk menjadi negara maju.
“Demokrasi ini bukan hanya menjadi buzz word, tetapi yang benar-benar harus bisa menjamin apakah Indonesia bisa semakin maju negaranya dan bisa semakin sejahtera rakyatnya," ucapnya.
AHY pun mengajak generasi muda untuk tidak takut berbicara. Menurutnya, kebebasan bersuara merupakan nafas dari demokrasi. Dia berpendapat, anak muda merupakan penggerak sejarah penting di negeri ini. Oleh sebab itu, perannya sangat berpengaruh agar tak kembali terjadi krisis demokrasi.
Baca Juga
“Do something [perbuat sesuatu] sebelum terlambat, sebelum krisis. Jangan sampai ‘98 terjadi lagi, jangan sampai ‘65 terjadi lagi,” ucap AHY.