Dharma Oppenheimer
Seperti sekolah sekuler pada umumnya, tempat Oppenheimer menuntut ilmu mengajarkan pentingnya kesejahteraan manusia berdasarkan landasan prinsip moral sekuler.
Dari sudut pandang sains, tentu ini snagat baik sebab di sekolah tersebut Oppenheimer mendapatkan ilmu yang sangat baik dalam kelimuan eksak,
Akan tetapi Isidor Isaac Rabi, seorang fisikawan yang bertemu dengan Oppenheimer muda pada tahun 1929 mengatakan hal yang mencegangkan tentang bapak nuklir ini.
Ia mengatakan bahwa Oppenheimer sudah mencari pendekatan yang lebih mendalam untuk hubungan manusia dan tempat manusia di alam semesta.
Kata Isaac Rabi, Oppenheimer telah menemukan pendekatan ini dalam karya klasik dan filsafat Hindu, yang menurutnya lebih menarik baginya daripada fisika.
Pada tahun 1933, ketika dia mengajar di Berkeley, minat Oppenheimer terhadap filsafat Hindu semakin menjadi ketika dirinya bertemu Arthur W. Ryder, seorang profesor bahasa Sansekerta yang mengajar bahasa.
Baca Juga
Oppenheimer terutama terpikat oleh kitab Bhagavad Gita, Oppenheimer menyebutnya "lagu filosofis terindah yang ada dalam bahasa mana pun yang dikenal".
Tentang kisah Bhagavad Gita...