Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ahli Militer Sebut Gurita Bisnis Pimpinan Wagner Group Ancaman Bagi Rusia

Ahli militer sebut gurita bisnis pimpinan Wagner Group bisa menjadi ancaman bagi Rusia.
Bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang gagal memberontak tidak berada di Belarrusia, melainkan di Rusia menurut Presiden Belarusia Alexander Lukashenko./Reuters
Bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang gagal memberontak tidak berada di Belarrusia, melainkan di Rusia menurut Presiden Belarusia Alexander Lukashenko./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ahli sebut gurita bisnis pimpinan Wagner Group Yevgeny Prigozhin sebagai ancaman bagi Rusia.

Ivan Kłyszcz, pakar di Pusat Pertahanan dan Keamanan Internasional di Tallina mengatakan Moscow harus segera mengambil alih operasi militer Wagner Group bukan hanya di dalam negeri tapi di luar negeri.

“Penting bagi Moskow untuk mengambil alih operasi ini karena mereka memberi pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin semacam pengaruh,” kata Ivan Kłyszcz, pakar di Pusat Pertahanan dan Keamanan Internasional di Tallinn, Estonia.

Diketahui selama hampir satu dekade beroperasi, tentara bayaran Wagner telah mengambil bagian dalam serangkaian konflik di seluruh dunia, termasuk di Suriah, Libya, Republik Afrika Tengah (CAR), Mali, dan Sudan.

Hal ini memungkinkan Prigozhin membangun kerajaan bisnis terlarang transnasional, seperti yang disarankan oleh berbagai penyelidikan, tetapi itu juga menjadikan Wagner penjamin pengaruh politik Rusia di beberapa bagian Afrika dan Timur Tengah.

Wagner telah beroperasi di Suriah sejak 2015, dengan 1.000 hingga 2.000 pejuang bekerja sama erat dengan Kementerian Pertahanan dan memainkan peran penting dalam menjaga pijakan Rusia dalam ekonomi Suriah, menurut Victor Tricaud, analis senior di Control Risks.

Namun menurut pakar, sebaiknya Wagner Group tidak boleh dibiarkan berkembang secara independen melainkan harus tunduk pada negara.

“Lebih realistisnya, pasukan ini dapat tetap menjadi bagian dari struktur paramiliter yang sebagian besar serupa di bawah kepemimpinan lain… ditempatkan di bawah komando militer Rusia, atau digabungkan ke dalam PMC lain yang didukung Moskow yang beroperasi di Suriah,” kata Tricaud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper