Bisnis.com, JAKARTA – Hari kemerdekaan Amerika Serikat yang jatuh pada pada 4 Juli 2023 dinodai oleh aksi penembakan massal yang terjadi secara beruntun di Philadelphia, Baltimore dan Fort Worth. Dalam kejadian ini, 10 orang tewas dan 38 lainnya yang mengalami luka-luka.
Melansir Reuters, Rabu (5/7/2023), di Fort Worth, tiga orang tewas dan delapan lainnya mengalami luka-luka pada sebuah aksi tembak massal usai berlangsungnya festival lokal sebagai penanda liburan hari kemerdekaan AS.
Pada kasus penembakan massal terpisah yang terjadi di Philadelphia, terdapat lima orang tewas dengan dua orang yang mengalami luka-luka akibat ditembak di bagian kaki.
Penembakan tersebut terjadi setelah adanya penembakan di Baltimore terhadap dua orang hingga tewas dengan 28 lainnya mengalami luka-luka. Diperkirakan setengah dari korban tersebut merupakan anak-anak.
Hingga kini, motif dari ketiga penembakan tersebut masih belum jelas.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Gun Violence Archive, telah terjadi lebih dari 340 penembakan massal di AS sepanjang 2023.
Baca Juga
Presiden AS Joe Biden mengecam kekerasan dan memperkuat UU mengenai kepemilikan senjata api di negara tersebut.
"Bangsa kita sekali lagi mengalami gelombang penembakan yang tragis dan tidak masuk akal," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, para pejabat Philadelphia memohon kepada anggota parlemen negara bagian dan federal untuk melakukan tindakan atas masalah tersebut.
"Kami memohon kepada Kongres untuk melindungi nyawa dan melakukan sesuatu terhadap masalah senjata api di Amerika," ujar Walikota Philadelphia Jim Kenney, seorang anggota Partai Demokrat, dalam sebuah konferensi pers.
Adapun jaksa wilayah kota, Larry Krasner yang meminta anggota parlemen negara bagian Philadelphia untuk perundang-undangan yang seperti yang dimiliki oleh negara tetangga, New Jersey dan Delaware.
"Beberapa dari undang-undang itu mungkin akan membuat perbedaan di sini," kata Krasner.
Pihak kepolisian Philadelphia menyebutkan bahwa pelaku dari penembakan tersebut merupakan pria berusia 40 tahun yang memiliki senapan semi-otomatis AR-15 dan pistol 9mm serta mengenakan pelindung tubuh.
Beberapa korban yang tewas berusia sekitar 15 hingga 59 tahun.
Polisi di Fort Worth mengatakan tidak ada penangkapan yang dilakukan dalam penembakan yang terjadi di Como Fest, sebuah tradisi yang baru-baru ini merayakan sejarah Afrika-Amerika di lingkungan Como.
"Saya memilih untuk percaya bahwa ini adalah beberapa pelaku jahat yang datang ke lingkungan ini untuk membuat kekacauan," kata Walikota Mattie Parker, menurut Fort Worth Star-Telegram.
Menurut kesaksian saksi mata, mereka mendengar rentetan tembakan, tepat sebelum tengah malam yang awalnya dikira adalah kembang api, tetapi kemudian banyak orang melarikan diri.