Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan bahwa ketegangan yang terjadi di kota-kota Prancis kini sudah mulai mereda.
Kementerian itu menyatakan bahwa kurang dari 160 orang ditangkap pascakerusuhan di kota-kota di seluruh Prancis akibat kasus pembunuhan seorang remaja oleh polisi.
Ketegangan selama 5 malam kini mulai mereda, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berusaha untuk memperjuangkan kendali atas situasi di negaranya.
Melansir Reuters, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan 157 orang ditangkap dalam semalam, turun lebih dari 700 penangkapan pada malam sebelumnya dan lebih dari 1.300 pada Jumat (30/6/2023) malam.
Kementerian itu mengatakan bahwa berdasarkan data sementara, 3 dari 45.000 petugas polisi yang dikerahkan semalam mengalami luka-luka, sementara sekitar 350 bangunan dan 300 kendaraan rusak.
Nenek dari remaja yang ditembak mati oleh polisi saat berhenti lalu lintas di pinggiran kota Paris mengatakan bahwa dia ingin kerusuhan nasional yang dipicu oleh pembunuhannya dapat segera diakhiri, pada Minggu (2/7/2023).
Baca Juga
Kerusuhan pecah di Prancis setelah polisi menembak mati seorang pengemudi berusia 17 tahun asal Aljazair di Nanterre, pinggiran Paris, yang tidak mematuhi perintah untuk menghentikan mobilnya, pada 27 Juni 2023.
Petugas polisi yang menembak mati remaja itu kini telah ditahan, dan pemuda tersebut telah dimakamkan pada Sabtu (1/7/2023).
Sejak pembunuhan remaja itu, kericuhan terjadi dengan membakar mobil, dan menargetkan balai kota serta properti lainnya.
Selain itu, kerusuhan juga menjarah ke rumah walikota pinggiran kota Paris, yang diserang saat istri dan anak-anaknya sedang tidur, pada Sabtu (1/7/2023).
Menurut Kementerian Keuangan Prancis, setidaknya 10 pusat perbelanjaan, lebih dari 200 supermarket, 250 toko tembakau, dan sejumlah besar toko pakaian dan olahraga telah dijarah.