Bisnis.com, SOLO - Kerusuhan di Prancis selama lima hari ini dipicu karena penembakan seorang remaja 17 tahun bernama Nahel Merzouk.
Nahel ditembak ditempat setelah melanggar lalu lintas dengan mengendarai mobil di jalur busway.
Melansir dari Channel News Asia, polisi melepaskan tembakan terhadap Nahel karena mengaku khawatir akan pelanggaran lainnya.
Pasalnya saat itu, Nahel tak menghentikan mobilnya saat melaju di jalur busway. Polisi mengklaim telah meminta pengendara mobil itu untuk menepi dan memarkirkan mobilnya ke pinggir jalan.
Sayanganya Nahel terus melajukan mobilnya hingga petugas menembak dari jarak dekat melalui jendela pengemudi dan mengenai lengan kiri dan dada Nahel.
Pengacara petugas Laurent-Franck Lienard mengatakan bahwa kliennya membidik ke arah kaki pengemudi namun terbentur, sehingga dia menembak ke arah dadanya.
Baca Juga
"Dia harus dihentikan, tetapi jelas (petugas) tidak ingin membunuh pengemudi," kata Lienard.
Selain itu, pihak terdakwa juga mengklaim Nahel sudah beberapa kali melanggar aturan lalu lintas.
Namun klaim polisi ini berbanding terbalik dengan yang dibicarakan para saksi.
Wawancara BBC International menunjukkan adanya dukungan dari berbagai pihak untuk Nahel, setelah kerusuhan pecah.
Demonstran mengatakan bahwa Nahel tak seharusnya meninggal dunia karena hanya melanggar lalu lintas.
Bahkan pengacaranya di program televisi Prancis C à Vous mengatakan bahwa Nahel tidak memiliki catatan kriminal apapun.