Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Kerusuhan Prancis: 200 Supermarket dan 250 Bank Dijarah!

Berikut update terbaru terkait kerusuhan yang melanda Prancis. Lebih dari 200 supermarket hingga 250 gerai bank dijarah massa!
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi pada 29 Juni 2023, menyusul kematian Nahel (17 tahun) oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis,/Reuters
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi pada 29 Juni 2023, menyusul kematian Nahel (17 tahun) oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis,/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ketegangan akibat kerusuhan di berbagai wilayah di Prancis mulai mereda. Namun, ratusan toko, supermarket, hingga bank di Prancis diserang dan dijarah oleh massa yang mengamuk kepada polisi. 

Mengutip Bloomberg pada Senin (3/7/2023), efek dari kerusuhan membuat biaya ekonomi juga menjadi meningkat. Pada Sabtu (1/7/2023) Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan bahwa sekitar 10 pusat perbelanjaan, lebih dari 200 supermarket, 250 toko tembakau, dan 250 gerai bank telah diserang atau dijarah pada malam sebelumnya. 

Sebagai catatan, gerai bank yang dimaksud adalah cabang bank, ATM, agen bank ataupun toko retail yang memiliki layanan perbankan di dalamnya. 

“Semua jenis bisnis telah menjadi sasaran, terutama yang memiliki barang dagangan berharga,” kata kepala Kamar Dagang Aix Marseille Provence, Jean-Luc Chauvin.

Tak hanya itu, perusahaan asuransi dalam perkiraannya pertama kali mengatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan mencapai US$109 juta atau setara Rp1,3 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan akan pasti meningkat.

Di sisi lain, Label fesyen LVMH Celine membatalkan peragaan busana pria yang dijadwalkan pada Minggu (2/6/2023) di Paris. Sebagaimana diketahui, salah satu member BTS, boyband asal Korea Selatan, yakni V ikut dalam acara tersebut.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Elisabeth Borne dan menteri lainnya pada Minggu malam (2/6/2023) untuk membahas situasi tersebut.

Di tengah kehadiran polisi yang besar di seluruh negeri, sekitar 719 orang ditangkap dalam semalam, turun dari 1.300 orang pada malam sebelumnya, menurut pemerintah.

Pihak berwenang Prancis mengerahkan 45.000 polisi, brigade khusus, dan kendaraan bersenjata di jalan-jalan yang telah dibanjiri oleh para pemuda yang membakar dan menyerang para petugas, gedung-gedung publik, dan toko-toko.

Mounia, Ibu Nahel pemuda yang ditembak polisi hingga tewas, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan France 5 bahwa ia tidak menyalahkan pihak kepolisian.

"Saya menyalahkan satu orang, orang yang mengambil nyawa anak saya," katanya.

Kerusuhan di Prancis berawal pada 2005 ketika kerusuhan berminggu-minggu terjadi setelah dua anak laki-laki tewas di sebuah gardu listrik setelah dikejar-kejar polisi. Peristiwa itu menyoroti praktik kepolisian Prancis serta ketegangan yang telah lama membara di daerah pinggiran kota yang lebih miskin.

Pada 2005, pemerintah Prancis mengumumkan keadaan darurat yang berlangsung selama hampir dua bulan, sebuah langkah yang sejauh ini dihindari oleh Macron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper