Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerusuhan di Prancis Meluas, 1.311 Orang Ditangkap!

Polri menangkap 1.311 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di sejumlah kota selama beberapa hari terakhir.
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi pada 29 Juni 2023, menyusul kematian Nahel (17 tahun) oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis. /Reuters
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi pada 29 Juni 2023, menyusul kematian Nahel (17 tahun) oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak kepolisian Prancis menangkap sekitar 1.311 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di sejumlah kota selama beberapa hari terakhir.

Mengutip dari BBC, penangkapan dilakukan ketika mereka tengah membakar dan menjarah toko-toko di wilayah tersebut. 

Tak hanya di Paris, kerusuhan juga telah menjalar ke beberapa kota lainnya, seperti Marseille, Lyon, Strasbourg, hingga Metz. 

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Prancis telah mengidentifikasi 2.500 titik kebakaran hingga Minggu (2/7/2023) dini hari waktu setempat. 

Keadaan yang kian memanas mengharuskan pemerintah setempat mengerahkan 45.000 petugas kepolisian. 

Puluhan ribu aparat kepolisian ini bertugas untuk menghentikan potensi munculnya tindak kekerasan akibat kerusuhan tersebut. 

Adapun, kerusuhan berskala nasional tersebut mengharuskan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membatalkan kunjungan kenegaraan ke Jerman pada Sabtu (1/7/2023). 

Melansir dari Reuters, ini adalah kedua kalinya kerusuhan di Prancis yang memaksa Macron untuk menunda pertemuan penting dengan seorang kepala negara. 

Sebelumnya, Presiden Prancis ini juga harus membatalkan membatalkan kunjungan kenegaraan ke Inggris akibat protes atas Undang-Undang Pensiun.

Seperti diketahui, kerusuhan besar di Paris, Prancis semakin memanas imbas penembakan remaja berusia 17 tahun hingga tewas pada Selasa, (27/6/2023). 

Remaja bernama Nahel M (17 tahun) ini ditembak dari jarak dekat setelah tidak menghiraukan imbauan pihak kepolisian untuk menepi dan memarkirkan mobilnya. 

Pihak kepolisian meminta Nahel untuk menepi lantaran remaja keturunan Afrika Utara ini telah mengendarai mobil di jalur busway. 

Jaksa penuntut umum Pascal Prache mengatakan Petugas polisi tersebut mengakui telah melepaskan tembakan karena khawatir dia atau orang lain akan terluka setelah remaja tersebut diduga melakukan beberapa pelanggaran lalu lintas. 

Pengacara petugas Laurent-Franck Lienard mengatakan bahwa kliennya membidik ke arah kaki pengemudi namun terbentur, sehingga dia menembak ke arah dadanya.

"Dia harus dihentikan, tetapi jelas (petugas) tidak ingin membunuh pengemudi," kata Lienard. 

Kini, petugas polisi tersebut telah ditahan untuk menenangkan para demonstran. Di sisi lain, Jaksa Prache mengatakan remaja bernama Nahel itu sudah dikenal oleh polisi karena beberapa kali melanggar aturan lalu litnas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper