Bisnis.com, JAKARTA - Petugas Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengunjungi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul untuk mengecek data dampak gempa bumi dengan magnitudo 6,0 yang terjadi pada Jumat (30/6) malam di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kita melakukan koordinasi terkait dengan validasi tentang dampak dari bencana gempa bumi," kata Staf Bagian Observasi Stasiun Klimatologi Yogyakarta Zamroni usai mengunjungi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Sabtu.
Selain melakukan validasi data kerusakan akibat gempa serta penjalaran gempa, menurut dia, petugas BMKG juga memvalidasi data tingkat guncangan gempa yang dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Bantul.
"Yang sudah kita koordinasikan dengan BPBD Bantul, bahwa di Bantul (dampaknya) relatif lebih ringan, hanya ada kerusakan seperti retak-retak saja. Yang paling parah laporan dari kita itu ada di daerah sekitar Kecamatan Kretek, Bantul," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa tidak ada kenaikan signifikan gelombang pantai selatan setelah gempa bumi. "Artinya, tidak ada pergerakan terhadap tinggi muka laut atau gelombang laut," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah dan BPBD sudah sigap bergerak menangani dampak gempa bumi.
Baca Juga
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang. Jika misalnya ada kerusakan di daerahnya bisa lapor ke perangkat RT, RW, atau ke BPBD Bantul," katanya.
Komandan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah mengatakan, gempa bumi yang terjadi pada Jumat (30/6) malam menimbulkan dampak di 58 lokasi yang tersebar di 13 wilayah kecamatan di Kabupaten Bantul.
"Sebagian besar (bangunan) memang rusak ringan. Jadi kami sampaikan bahwa di Bantul ini kerusakannya ringan. Kalau genteng hanya melorot, retak tembok, retak rambut. Selain rumah, ada tiang listrik patah, kemudian balai rehabilitasi di Pundong (yang rusak)," katanya.