Bisnis.com, JAKARTA - Perang saudara antara pasukan Wagner dipimpin Yevgeny Prigozhin dan tentara reguler Rusia nyaris pecah beberapa hari yang lalu.
Wagner sempat menguasai kota Rusia Rostov-on-Don, pada 24 Juni, nyaris menjadi ancaman besar bagi Rusia.
Dilansir dari Kyiv Independent, permusuhan Yevgeny Prigozhin tidak hanya pada musuh bebuyutannya, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan kepala Staf Umum Rusia Valerii Gerasimov, tetapi secara de facto, pada seluruh rezim Rusia termasuk Vladimir Putin.
“Tidak ada yang berencana datang dan menyerah atas permintaan presiden, FSB, atau siapa pun,” kata Prigozhin dalam rekaman audio yang diterbitkan oleh layanan persnya sekitar tengah hari pada 24 Juni.
Setelah menduduki Rostov-on-Don, barisan pasukan Wagner, tank, dan kendaraan lapis baja terlihat bergerak ke utara di sepanjang jalan raya M-4 dari kota Voronezh dalam perjalanan ke Moskow – dengan waktu tempuh 8 jam perjalanan.
Sore harinya, Igor Artamonov, gubernur Oblast Lipetsk, yang duduk di antara Voronezh dan Moskow, melaporkan peralatan Wagner bergerak melalui wilayah tersebut.
Baca Juga
Karena tidak secara terbuka menanggapi peluncuran upaya kudeta yang dimulai pada malam sebelumnya, Putin akhirnya memberikan pidato video kepada bangsa, terlihat lelah dan tampak marah.
“Ini adalah tikaman di belakang negara kami dan rakyat kami yang mengakhiri Kekaisaran Rusia dan mencuri kemenangan Rusia dalam Perang Dunia Pertama, “,” kata Putin, yang membandingkan kejadian tersebut dengan revolusi Rusia tahun 1917.
Kemudian, kurang dari 24 jam setelah dimulai, pawai Wagner di Moskow dinyatakan berakhir. Pukul 20:30 malam waktu setempat, Prigozhin mengumumkan bahwa dia memutar pasukannya, dan kembali ke pangkalan.