Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mewanti-wanti bahwa dirinya tak segan untuk mencopot penjabat kepala daerah yang tidak mampu mengendalikan inflasi di wilayahnya selama 3 bulan berturut-turut.
Tito mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas harga bahan pokok di masyarakat sehingga tidak terjadi disparitas harga yang tinggi antara satu daerah dengan daerah lain.
"Saya sudah bilang, teman-teman Pj [penjabat kepala daerah] ada 105, sekarang kalau 3 bulan berturut-turut [inflasi] di atas nasional, saya ganti," ujar Tito kepada media usai peluncuran Gerakan Pangan Murah serentak seluruh Indonesia di Jakarta, Senin (26/7/2023).
Tito mengungkapkan, sudah memegang data Pj yang saat ini tidak bisa mengendalikan inflasi di daerahnya. Meski begitu, dia enggan menyebut Pj daerah mana.
“Nggak perlu tahu. Pokoknya di daerah itu inflasinya di atas 4 persen. Usulan nanti dari gubernur pasti akan saya masukin ke laci saya aja,” ujar eks Kapolri itu.
Lebih lanjut, Tito menjelaskan bahwa pada 2023, jumlah Pj kepala daerah di masa transisi akan bertambah menjadi 170 orang, terdiri atas bupati/wali kota. Secara administrasi kenegaraan, pengangkatan Pj akan diusulkan oleh gubernur kepada Kementerian Dalam Negeri untuk mendapatkan persetujuan penunjukan penjabat pengganti tersebut.
Baca Juga
Namun, Tito menegaskan apabila gubernur tidak mampu mengendalikan inflasi di daerahnya, sudah dipastikan usulan nama dari gubernur untuk menunjuk Pj bakal mentah-mentah ditolak.
“Selama mereka bisa kendalikan, begitu diteken dikit bisa dikendalikan. Tadi saya sampaikan tahun ini ada 170 mulai dari gubernur Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatra Utara, dan lain-lain. Ya ini sama mereka kan biasanya blusukan bupati atau wali kotanya, kepala dinasnya. Kalau gubernurnya saya lihat bisa kendalikan inflasi kita akan pertimbangkan,” jelas Tito.
Sebelummnya, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Mei 2023 cenderung melandai jika dibandingkan bulan sebelumnya dan Mei 2022. Namun, kenaikan sejumlah harga komoditas pangan dinilai perlu menjadi perhatian. Tersendatnya pasokan serta kenaikan ongkos produksi mendongkrak harga beberapa komoditas pangan penyumbang inflasi.
Secara bulanan (mtm), inflasi Mei 2023 tercatat 0,09 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,33 persen. Adapun, secara tahunan (yoy), inflasi bulan lalu tercatat 4 persen, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,33 persen.
Inflasi kelompok volatile food Mei 2023 meningkat dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,49 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,29 persen (mtm).