Bisnis.com, JAKARTA - Bos Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengancam akan melakukan pawai bersenjata menuntut keadilan karena pasukannya dirudal tentara Rusia.
Yevgeny Prigozhin menuduh kepemimpinan militer Rusia jahat dan bersumpah melakukan pawai untuk keadilan.
Dalam sebuah pesan video, Wakil Komandan pasukan Rusia di Ukraina, Sergei Surovikin, dengan memegang senapan, mendesak pasukan Wagner untuk mematuhi presiden dan tidak menyalakan militer Rusia.
"Anda harus menghentikannya dan mengembalikannya ke posisinya," pintanya.
Dalam seruan video lainnya, Letnan Jenderal Vladimir Alekseev, wakil kepala pertama staf umum angkatan bersenjata, menyebut tindakan apa pun terhadap negara Rusia sebagai kudeta.
"Tidak mungkin memikirkan pukulan yang lebih besar terhadap citra Rusia, provokasi seperti itu hanya bisa dilakukan oleh musuh-musuh Federasi Rusia," kata Alekseev.
Baca Juga
Jaksa Agung Rusia juga mengeluarkan pernyataan pada 23 Juni bahwa Dinas Keamanan Federal telah memulai proses pidana secara sah terhadap Prigozhin karena mengorganisir pemberontakan bersenjata.
Lebih lanjut, dakwaan tersebut konsekuensinya adalah hukuman penjara 12 hingga 20 tahun.
Sementara itu, kantor berita Rusia TASS melaporkan, bahwa Moskow telah memperkuat langkah-langkah keamanan di ibu kota dan menempatkan pasukan polisi dan lembaga pemerintah dalam siaga tinggi.
“Infrastruktur transportasi juga telah dikuasai bawah perlindungan yang ditingkatkan," kata penegak hukum Rusia kepada TASS.
OMON Rusia, atau Unit Polisi Tujuan Khusus, dan Unit Tanggap Cepat Khusus Garda Rusia juga disiagakan tinggi.
Video beredar di akun media sosial Rusia tentang kendaraan militer di Moskow setelah tengah malam pada 24 Juni.
Pada malam tanggal 23 Juni, Prigozhin mengklaim bahwa militer Rusia telah melancarkan serangan rudal di kamp belakang Grup Wagner, yang mengakibatkan banyak korban.
Ia juga bersumpah untuk mengirim 25.000 pasukannya ke Rusia untuk mencari tahu mengapa ada kekacauan di negara ini.
Prigozhin, pernah menjadi pelayan Kremlin dan orang kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin, telah berkonflik dengan tentara reguler Rusia beberapa kali sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Selama perang Rusia melawan Ukraina, Grup Wagner telah mengambil peran utama dalam upaya ofensif Rusia di Ukraina timur, khususnya di sekitar kota timur Bakhmut, di mana pertempuran brutal telah memakan banyak korban di kedua sisi.