Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Grup Tentara Bayaran Wagner Marah, Boikot Kontrak dengan Kemenhan Rusia

Bos tentara bayaran Rusia Wagner Group marah, saat Kemenhan mengambil kendali langsung setelah berbulan-bulan pertikaian.
Pendiri kelompok tentara bayaran swasta Wagner Yevgeny Prigozhin meninggalkan pemakaman sebelum pemakaman blogger militer Rusia Maxim Fomin yang dikenal luas dengan nama Vladlen Tatarsky, yang baru-baru ini tewas dalam serangan bom di sebuah kafe St Petersburg, di Moskow, Rusia, 8 April , 2023. REUTERS/Yulia Morozova/
Pendiri kelompok tentara bayaran swasta Wagner Yevgeny Prigozhin meninggalkan pemakaman sebelum pemakaman blogger militer Rusia Maxim Fomin yang dikenal luas dengan nama Vladlen Tatarsky, yang baru-baru ini tewas dalam serangan bom di sebuah kafe St Petersburg, di Moskow, Rusia, 8 April , 2023. REUTERS/Yulia Morozova/

Bisnis.com, JAKARTA – Bos tentara bayaran Rusia Wagner Group marah, saat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengambil kendali langsung setelah berbulan-bulan pertikaian antara pejabat Kemenhan dan kelompok militer swasta.

Melansir BBC, Senin (12/6/2023), Wakil Menteri Pertahanan Nikolai Pankov mengatakan "formasi sukarelawan" akan diminta untuk menandatangani kontrak langsung dengan Kemenhan.

Pernyataan itu diyakini secara luas menargetkan kelompok Wagner. Namun, dalam pernyataanpada hari Minggu (11/6/2023), bos Wagner Yevgeny Prigozhin marah dan mengatakan pasukannya akan memboikot kontrak tersebut.

Kelompok militer swasta telah memainkan peran utama dalam perang di Ukraina, berperang di pihak pasukan Rusia.

Tapi Prigozhin, yang memiliki ambisi politiknya sendiri, telah terlibat dalam perselisihan publik dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Panglima Militer Valery Gerasimov selama berbulan-bulan.

Dia telah berulang kali menuduh keduanya tidak kompeten dan sengaja mengurangi pasokan unit Wagner yang bertempur di Ukraina.

"Wagner tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Shoigu," kata Prigozhin menanggapi permintaan komentar atas pengumuman Kemenhan.

Dia menegaskan bahwa Shoigu tidak bisa mengelola formasi militer dengan baik dan bersikeras bahwa kelompoknya terintegrasi baik dengan militer Rusia, tetapi efektivitas akan rusak karena harus melapor kepada menteri pertahanan.

Sementara, pengumuman hari Sabtu (10/6/2023) tidak secara langsung merujuk Wagner atau kelompok paramiliter lainnya, media Rusia menyarankan bahwa kontrak baru adalah langkah untuk mengendalikan Prigozhin dan pasukannya.

Namun Kemenhan mengatakan langkah itu dirancang untuk "meningkatkan efektivitas" unit Rusia yang bertempur di Ukraina.

"Ini akan memberi formasi sukarelawan status hukum yang diperlukan, menciptakan pendekatan bersama untuk organisasi dukungan komprehensif dan pemenuhan tugas mereka," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa kontrak harus ditandatangani paling lambat 1 Juli.

Ketegangan berkepanjangan antara Grup Wagner dan tentara akan memuncak dalam beberapa pekan terakhir.

Pekan lalu kelompok itu menculik seorang komandan senior tentara garis depan, Letnan Kolonel Roman Venevitin, setelah menuduhnya melepaskan tembakan ke kendaraan Wagner di dekat Bakhmut.

Letnan Kolonel Venevitin kemudian dibebaskan, dan dalam sebuah video yang dibagikan oleh blogger militer Rusia dia menuduh kelompok tersebut memicu "anarki" di garis depan Rusia dengan mencuri senjata, memaksa tentara yang dimobilisasi untuk menandatangani kontrak dengan kelompok tersebut dan mencoba memeras senjata dari Kemenhan.

Prigozhin menyebut komentar tersebut "benar-benar tidak masuk akal".

Dia juga mengatakan siap untuk mengerahkan pasukannya di tanah Rusia. Wagner siap berperang melawan pasukan pemberontak di wilayah Belgorod.

Pada bulan Desember,  Amerika Serikat (AS) memperkirakan Wagner memiliki sekitar 50.000 tentara yang bertempur di Ukraina.

Dan kelompok tentara bayaran semakin menjadi alat kekuatan negara Rusia di seluruh dunia. Pasukannya saat ini diyakini telah dikerahkan di Mali, Republik Afrika Tengah, Sudan dan Libya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper