Bisnis.com, JAKARTA - Menjelajahi bangkai kapal Titanic dengan kapal selam tergolong wisata mahal, pasalnya untuk dapat menikmati tur itu mengeluarkan uang sekitar Rp3,7 miliar.
Dengan biaya sebesar itu, maka tidak heran para turis yang diangkut kapal selam Titan yang dioperasikan perusahaan OceanGate adalah kalangan berduit.
Melansir dari The Washington Post, Kamis (22/6/2023), perjalanan yang ditawarkan OceanGate Expeditions, ekspedisi yang perjalanan melihat bangkai Titanic dengan biaya US$250.00 atau sekitar Rp3,7 miliar per orang.
Biaya itu tidak termasuk transportasi pulang dan pergi ke St. John's, Newfoundland, tempat perjalanan dimulai dan berakhir sebelum melakukan perjalanan sekitar 400 mil ke bangkai kapal.
Situs web perusahaan menyebut ekspedisi ke bangkai kapal menghabiskan waktu delapan hari tujuh malam dengan maksimal enam orang di dalam kapal selam Titan.
Fasilitas
Ekspedisi Titanic tidak hanya untuk pariwisata, tetapi juga berguna untuk beberapa keperluan, antara lain eksplorasi ilmiah dan teknologi terhadap bangkai kapal tersebut, produksi film dan media, dan pengujian laut dalam.
Baca Juga
Berikut rincian fasilitas seharga hampir Rp3,7 miliar yang ditawarkan OceanGate Expeditions dalam situs resmi mereka untuk tur mengunjungi bangkai kapal Titanic.
Waktu yang dihabiskan: 8 hari 7 malam
Maksimal kru kapal: 6 orang per minggu dengan usia minimal 18 tahun
Fasilitas internet: WiFi
Tempat pulang dan keberangkatan: St. John’s Newfoundland, Kanada
Tempat tidur: kabin kapal
Harga termasuk: makan dan minum disediakan oleh pihak kapal; peralatan ekspedisi lengkap; pelatihan sebelum menyelam laut dalam disediakan; dapat akomodasi pribadi
Harga belum termasuk: tiket pesawat dan perjalanan, hotel dan makan sebelum keberangkatan, asuransi perjalanan atau pribadi
Rencana perjalanan selama delapan hari:
Hari ke-1:
Tiba di tepi laut Kota St. John’s, Newfoundland, Kanada untuk bertemu kru ekspedisi dan menaiki kapal yang akan membawa ke lokasi tenggelamnya kapal RMS Titanic sejauh 644 km dari Kota St. John’s.
Hari ke-2:
Tepat, setelah tiba di Samudera Atlantik Utara, pemimpin ekspedisi akan membahas informasi keselamatan penting dan logistik hari penyelaman, tim sains, dan pakar konten OceanGate akan membantu persiapan para wisatawan saat menyelam tadi.
Kapal selam Titan yang hilang pada Minggu (18/6/2023) dipandu oleh kru Paul Henri Nargeolet. Dia merupakan salah satu dari enam kru ahli yang sering memandu perjalanan Titan ke lokasi tenggelamnya kapal Titanic.
Hari ke-3 sampai ke-7:
Perjalanan menyelam ke lokasi bangkai Kapal Titanic dimulai tergantung kondisi laut cerah atau tidaknya. Selama menyelam, wisatawan akan dipandu oleh kru dari OceanGate untuk melihat bangkai kapal Titanic dan bisa menikmati keindahan laut dalam, seperti kawanan ikan paus yang mendekat kapal.
Wisatawan bisa menonton film, makan dan minum jika lapar, dan melihat banyak hal di sekitar bangkai kapal Titanic lewat viewport. Ada toilet pribadi juga di depan kapal selam jika ingin buang air.
Hari ke-8:
Kembali ke Kota St. Johns setelah melakukan perjalanan dari lokasi bangkai kapal Titanic.
Selama perjalanan, kapal selam Titan dipantau terus dengan kapal induk yang ada di permukaan laut. Kapal selam kemarin yang hilang kemarin mulai hilang kontak sekitar tiga jam setelah menyelam.
Tanpa Insiden
Keselamatan kapal selam turis ini sudah memenuhi standar keselamatan international Marine Technology Society (MTS) dan memiliki catatan bagus dengan keselamatan tanpa insiden selama 50 tahun.
Meskipun tidak memiliki catatan insiden, namun kapal selam Titan yang mengangkut para miliarder dinyatakan hilang sejak Minggu (18/6/2023) di Samudera Atlantik.
Adapun penumpang kapal selam yang hilang adalah: CEO dan pendiri OceanGate, Stockton Rush, pengusaha sukses Inggris Hamish Harding, miliarder Pakistan dan anaknya Shahzada Dawood dan Sulaiman Dawood, penyelam asal Perancis Paul Henri Nargeolet, merupakan nama lima orang yang ada dalam kapal selam yang hilang berdasarkan laporan dari CNN.
Sejauh ini kapal selam Titan dan kru kapalnya belum ditemukan. Oksigen yang ada dalam kapal tersebut dipastikan habis pada pukul 7 pagi hari ini, Kamis (22/6/2023).
Joyce Murray, Menteri Perikanan Kelautan dan Penjaga Pantai Kanada, setuju untuk terus mencari kru kapal.
“Kita harus mempertahankan harapan sebagai bagian dari sisi kemanusiaan untuk menemukan para penjelajah dan membawa mereka ke tempat yang aman,” katanya.