Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persaingan Bakal Cawapres Kian Ketat, Adu Siasat Genjot Elektabilitas

Usai sejumlah parpol dan koalisi mendeklarasikan bakal capresnya, kini perbincangan publik mengarah pada sosok potensial yang akan menjadi cawapresnya.
Persaingan Bakal Cawapres Kian Ketat, Adu Siasat Genjot Elektabilitas. Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) saat menyaksikan laga FIFA Matchday Indonesia vs Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (19/6/2023). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.
Persaingan Bakal Cawapres Kian Ketat, Adu Siasat Genjot Elektabilitas. Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) saat menyaksikan laga FIFA Matchday Indonesia vs Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (19/6/2023). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa bakal calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024 terus menjadi perbincangan publik belakangan ini. 

Sejumlah nama potensial yang santer dibicarakan di antaranya Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hingga Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil survei terkini Indikator Politik, tiga menteri Kabinet Indonesia Maju mencatatkan elektabilitas tertinggi.

Selain Erick Thohir dan Sandiaga, ada nama Mahfud MD yang juga dijagokan maju di Pilpres 2024. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga memperoleh elektabilitas apik, bersaing dengan ketiga menteri tersebut.

"Erick dan Ridwan Kamil dianggap paling pantas sebagai calon wakil presiden, masing-masing di sekitar 15 persen. Kemudian Sandiaga Uno dan Mahfud MD di sekitar 13 persen, AHY 5.6 persen, dan nama lain lebih rendah," tulis Indikator Politik dalam rilis hasil survei periode 26-30 Mei 2023 tersebut.

Senada, hasil survei lainnya yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres dengan elektabilitas tertinggi yakni 19,6 persen, diikuti Sandiaga dengan 18,9 persen, Erick Thohir dengan 13 persen, dan AHY 9,1 persen. Adapun, LSI melakukan survei pada periode 31 Maret- 4 April 2023.

Berikut rangkuman informasi terkini bakal cawapres, yang secara tidak langsung berdampak pada elektabilitas:

Erick Thohir

Kesuksesan penyelenggaraan FIFA Match Day antara Timnas Indonesia dan Timnas Argentina menjadi poin kredit bagi Ketua PSSI Erick Thohir.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa mendatangkan Juara Piala Dunia 2022 bukanlah perkara mudah. Namun, Erick Thohir mampu melakukannya dengan baik. 

"Ini mendatangkan klub besar seperti ini, apalagi ranking pertama, kan bukan barang yang mudah kalau Ketua PSSI-nya bukan Pak Erick Thohir. Ini kita harus ngomong apa adanya," kata Presiden Jokowi seusai menyaksikan pertandingan FIFA Matchday Indonesia melawan Argentina di Gelora Bung Karno pada Senin malam (19/6/2023), dilansir dari laman PSSI. 

Tak hanya itu, kesuksesan Garuda Muda menyabet medali emas Sea Games juga dikaitkan dengan sang Menteri BUMN.

Sebagai bakal cawapres, Erick didukung oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Partai yang dinahkodai Mendag Zulkifli Hasan ini siap memberi karpet merah kepada Erick untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Ridwan Kamil

Gebrakan politik teranyar Ridwan Kamil adalah merapat ke Partai Golkar pada awal tahun ini. Tidak main-main, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan, langsung didapuk menjadi Wakil Ketua Umum. Dia pun berkomitmen untuk mendukung sang Ketua Umum Airlangga Hartarto maju sebagai capres 2024.

Meskpun dijagokan untuk maju sebagai cawapres, kang Emil tak banyak berkomentar. Dia menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut ke partai.

Terkini, Ridwan Kamil memutuskan untuk segera menerapkan Work From Anywhere (WFA) bagi aparatur sipil negara (ASN) yang memenuhi sejumlah kriteria tertentu. Kriteria tersebut di antaranya pekerjaan ASN harus tak berinteraksi langsung dengan pelayanan publik dan memiliki rekam kerja yang disiplin serta mendapatkan izin dari atasannya.

Sistem kerja WFA identik dengan perkembangan teknologi karena tercetus seiring gaung revolusi industri 4.0. Banyak manfaat dari sistem kerja ini seperti peningkatan produktivitas yang dibarengi dengan efisiensi biaya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper