Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno masuk jajaran tiga besar anggota kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) paling tajir.
Keduanya juga kerap masuk jajaran atas kandidat calon wakil presiden (cawapres) paling potensial pada Pilpres 2024.
Lalu, di antara Erick dan Sandi, siapa yang paling berpeluang maju di Pilpres 2024. Peneliti politik dari Citra Institute, Efriza menerangkan dalam kancah perpolitikan Indonesia ada tiga pertimbangan utama bagi partai politik dalam menentukan cawapres.
Pertama, elektabilitas atau tingkat keterpilihan. Kedua, rekam jejak karier. Ketiga, popularitas atau keterkenalan. Sementara finansial yang besar hanya akan jadi nilai tambah.
Dari ketiga pertimbangan itu, Efriza pun merasa Erick lebih berpeluang daripada Sandi. Alasannya karena poin kedua yaitu rekam jejak.
"Figur Erick punya kans lebih kuat dibandingkan Sandiaga Uno sebab Erick belum punya catatan kekalahan di pilpres," ungkap Efriza kepada Bisnis, Rabu (21/6/2023).
Baca Juga
Memang, Sandi sudah pernah merasakan kekalahan pada Pilpres 2019. Saat itu, Sandi jadi cawapres untuk Prabowo Subianto. Namun, pasangan Prabowo-Sandi kalah dari Jokowi-Maruf Amin.
Efriza berpendapat, Erick punya peluang yang besar jadi cawapres untuk dua calon presiden (capres) yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Meski begitu, menurutnya, Erick akan lebih cocok jadi pasangan Ganjar. Alasannya posisi Erick yang sekarang ini sebagai Ketua Umum PSSI.
Dia meyakini elektabilitas Erick akan menanjak sebab berhasil mendatangkan dan sukses menyelenggarakan pertandingan Timnas Indonesia vs Argentina. Selain itu, Erick juga berhasil menghindarkan Indonesia dari sanksi berat FIFA karena penolakan jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20.
"Erick pun dibutuhkan untuk menurunkan persepsi negatif publik terhadap Ganjar, sebab pasca penolakan Ganjar terhadap penyelenggaraan Piala Dunia U-20 berpengaruh terhadap respons di masyarakat yang menganggap di tangan Ganjar nanti geliat olahraga tidak lagi menjadi prioritas seperti di era Jokowi sekarang ini," jelas Efriza.