Bisnis.com, SOLO - Tensi peperangan Rusia dan Ukraina masih sangat tinggi hingga Senin, 19 Juni 2023, waktu setempat.
Dilansir dari Al Jazeera, pertempuran sengit sedang berlangsung di garis depan dalam perang Rusia di Ukraina, dengan kedua belah pihak dilaporkan menderita banyak korban saat serangan balasan Kyiv berlanjut.
Pertempuran paling intens berpusat di tenggara provinsi Zaporizhia, di sekitar kota Bakhmut dan lebih jauh ke barat di provinsi Donetsk timur Ukraina.
Ukraina melakukan ofensif di wilayah ini dan "membuat kemajuan kecil". Sementara pasukan Rusia sedang melakukan "operasi pertahanan yang relatif efektif" di selatan Ukraina.
Serhiy Bratchuk, juru bicara pemerintah daerah di provinsi Odesa barat daya, mengatakan pasukan Ukraina menghancurkan depot amunisi "sangat signifikan" di dekat kota pelabuhan Henichesk yang diduduki Rusia di dekat provinsi Kherson.
Militer Ukraina mengatakan pada hari Minggu bahwa selama 24 jam sebelumnya, Rusia melakukan 43 serangan udara, empat serangan rudal, dan 51 peluncuran roket.
Baca Juga
Menurut pernyataannya, Rusia terus memusatkan upayanya pada operasi ofensif di timur industri Ukraina, memfokuskan serangan di sekitar Bakhmut, Avdiivka, Marinka, dan Lyman di provinsi Donetsk, dengan 26 bentrokan pertempuran terjadi.
Tapi saat kondisi sedang genting-gentingnya, Rusia dan Vladimir Putin malah ditinggal 32.000 tentara Wagner yang selama ini ditugaskan di garis depan pertahanan.
Bukan isapan jempol, hal tersebut disampaikan langsung oleh bos Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan pada hari Minggu bahwa 32.000 mantan tahanan Rusia kembali ke rumah setelah berakhirnya kontrak mereka dengan milisi tentara bayaran yang bertempur di Ukraina.
Padahal sebelumnya, Prigozhin hanya mererkrut 50.000 tentara bayaran bekas Narapidana tersebut di mana 10.000 di antaranya telah gugur dalam pertempuran Bakhmut.