Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) khawatir Korea Utara (Korut) berencana mengirimkan lebih banyak senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS pada Senin (12/6/2023) mengutarakan hal itu setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjanji untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Moskow.
Sebelumnya pada hari Senin (12/6/2023), kantor berita KCNA mengatakan Kim membuat janji dalam sebuah pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang menandai Hari Nasional Rusia.
Kim menyerukan "kerja sama strategis yang lebih erat" dengan Moskow, "berpegangan erat dengan Presiden Rusia, sesuai dengan keinginan bersama rakyat kedua negara untuk memenuhi tujuan besar membangun negara yang kuat,” tulis KCNA.
Pihak AS mengatakan bahwa meskipun Pyongyang menyangkal telah menjual senjata ke Rusia untuk digunakan berperang di Ukraina, AS mengonfirmasi Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata, termasuk roket infanteri dan rudal kepada kelompok tentara bayaran Wagner yang didukung Kremlin di November 2022.
“Kami khawatir DPRK berencana mengirimkan lebih banyak peralatan militer ke Rusia,” tambah juru bicara itu, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.
Baca Juga
Korea Utara telah berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Kremlin dan mendukung Moskow setelah menginvasi Ukraina tahun lalu, menyalahkan "kebijakan hegemonik" dan "kesederhanaan" Amerika Serikat dan Barat.
Amerika Serikat mengatakan pada bulan Maret bahwa pihaknya mendapat informasi baru bahwa Rusia secara aktif berusaha untuk mendapatkan senjata tambahan dari Korea Utara dengan imbalan bantuan makanan.
Pada bulan Maret, Washington memberlakukan sanksi terhadap seorang pria Slovakia yang mencoba mengatur penjualan lebih dari dua lusin jenis senjata dan amunisi Korea Utara ke Rusia untuk membantu Moskow mengganti peralatan militer yang hilang dalam perang dengan Ukraina.