Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian Ukraina mengatakan banjir akibat jebolnya bendungan Kakhovka akan mempengaruhi puluhan ribu hektar lahan di Ukraina selatan dan dapat meninggalkan sedikitnya 500.000 hektar menjadi gurun.
Kementerian menyatakan bahwa bencana tersebut akan memutus pasokan air ke 31 sistem irigasi di wilayah Dnipro, Kherson, dan Zaporizhzhia di Ukraina.
“Penghancuran pembangkit listrik tenaga air Kakhovka akan mengarah pada fakta bahwa ladang di selatan Ukraina dapat berubah menjadi gurun tahun depan,” kata kementerian itu, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Kamis (8/6/2023).
Kyiv memperkirakan sekitar 42.000 orang berisiko terkena banjir, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Rabu (7/6/2023).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan runtuhnya bendungan telah menyebabkan ratusan ribu orang tanpa akses normal ke air minum.
“Penghancuran salah satu waduk air terbesar di Ukraina benar-benar disengaja. Ratusan ribu orang dibiarkan tanpa akses normal ke air minum,” katanya di media sosial.
Baca Juga
Sementara itu, Gubernur wilayah Kherson selatan Ukraina Vladimir Saldo mengatakan bahwa beberapa ladang ranjau Rusia di beberapa bagian wilayah Kherson yang dikendalikan oleh Moskow dibanjiri setelah bendungan jebol.
Lebih lanjut, Walikota Nova Kakhovka yang diangkat Moskow menyatakan bahwa setidaknya 7 orang hilang setelah air dari bendungan Kakhovka yang jebol membanjiri daerah terdekat.
Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa jebolnya bendungan itu akan menimbulkan konsekuensi serius dan luas bagi ribuan orang di Ukraina selatan di kedua sisi garis depan melalui hilangnya rumah, makanan, air bersih dan mata pencaharian.
"Besarnya bencana hanya akan terwujud sepenuhnya dalam beberapa hari mendatang," tambahnya.