Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat (AS) belum menentukan pihak yang bertanggung jawab atas jebolnya bendungan Kakhovka di Ukraina.
Insiden itu menyebabkan banjir besar, sehingga banyak kehilangan nyawa dan mendatangkan malapetaka.
“Yang jelas, dan apa yang benar-benar dapat kami katakan, adalah kerusakan yang dialami rakyat Ukraina dan wilayah tersebut signifikan. Kami tahu ada korban termasuk kemungkinan banyak kematian," kata Kirby, seperti dilansir dari Bloomberg, pada Rabu (7/6/2023).
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bantuan dari negaranya ke Ukraina akan berlanjut setelah ledakan di bendungan Kakhovka.
Bendungan besar itu jebol di selatan Ukraina sehingga membanjiri desa-desa dan mengancam pasokan air minum dan listrik.
"Kami tidak akan pergi. Kami akan membantu Ukraina," kata Biden dalam rapat Kabinet di Gedung Putih pada Selasa (6/6/2023) pagi.
Baca Juga
Gedung Putih mengatakan masih mengevaluasi bantuan yang mungkin dibutuhkan Ukraina setelah ledakan, serta kesalahan yang terjadi di bendungan Kakhovka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyalahkan Rusia atas pelanggaran di pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, yang memasok air ke Krimea yang dianeksasi Rusia dan memasok sistem pendingin untuk pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, salah satu yang terbesar di Eropa.
Kremlin membantah menjadi pihak yang bertanggung jawab.
“Kami telah melihat laporan bahwa Rusia bertanggung jawab atas ledakan di bendungan, yang akan saya ingatkan, pasukan Rusia mengambil alih secara ilegal tahun lalu, dan telah mendudukinya sejak saat itu. Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk menilai laporan tersebut," lanjut Kirby.
Ukraina mengatakan jebolnya bendungan itu menimbulkan bencana lingkungan, banjir menyapu seluruh bagian selatan negara itu ketika pasukan Kyiv mengintensifkan serangan balasan untuk mengusir pasukan Moskow dari wilayah pendudukan.
Kirby mengatakan terlalu dini untuk mengatakan berapa biaya bantuan pemulihan, atau akan mengubah pemerintah untuk kembali ke Kongres untuk meminta bantuan tambahan.
"Terlalu dini untuk mengetahui apa dampaknya terhadap rencana Ukraina untuk serangan balasan musim panas," tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPR Kevin McCarthy di Capitol Hill mengatakan dia menentang dorongan dari Republikan yang mencari dana tambahan untuk Ukraina dengan melewati batas pembelanjaan pertahanan yang diberlakukan oleh kesepakatan batas utang yang disahkan pekan lalu.
McCarthy mengatakan dia mendukung upaya Ukraina untuk mengusir invasi Rusia tetapi tidak akan mengizinkan pemungutan suara DPR pada undang-undang yang dia anggap sebagai batas akhir pengeluaran.
Pembicara di Capitol Hill berusaha menenangkan kaum konservatif yang marah dengan kesepakatan batas utang dengan Joe Biden.