Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bendungan Kakhovka Jebol, Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Ukraina Terancam

Bendungan Kakhovka yang jebol telah menimbulkan ancaman baru bagi pembangkit nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di luar Kota Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina yang dikuasai Rusia, 24 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko/File Foto
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di luar Kota Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina yang dikuasai Rusia, 24 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Bendungan besar Kakhovka di Ukraina yang jebol telah menimbulkan ancaman baru bagi pembangkit nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia.

Bendungan Kakhovka yang jebol itu merupakan pemasok air pendingin ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia di tenggara Ukraina.

Air dari bendungan itu menarik panas dari 6 inti reaktor dan dari kolam tempat batang bahan bakar bekas disimpan seperti dilansir dari Bloomberg, pada Rabu (7/6/2023).

Seorang profesor ilmu dan teknik nuklir di Massachusetts Institute of Technology Jacopo Buongiorno menyatakan tingkat air reservoir yang menurun, masih cukup untuk memenuhi pasokan air, sehingga bencana radioaktif sangat tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

“Mereka memiliki cukup air di lokasi selama beberapa pekan. Satu selang pemadam akan memberikan pendinginan yang cukup untuk bahan bakar di Zaporizhzhia, dan truk pemadam kebakaran sudah ada di fasilitas tersebut," katanya.

Dia menyatakan jika perlu, truk dapat memompa air dari sungai terdekat, dan kolam pendingin di dataran tinggi juga dapat memasok air.

Menurutnya, bahkan jika tidak ada air, operator fasilitas dapat menggunakan teknik pendingin udara untuk menarik panas dari bahan bakar.

Batang bahan bakar uranium di reaktor operasi sangat panas, dan tanpa pendinginan yang memadai dapat meleleh atau terbakar.

Menurut American Nuclear Society, semua reaktor di Zaporizhzhia telah dimatikan selama berbulan-bulan, dan bahan bakarnya tidak lagi cukup panas untuk memicu bencana.

Akan tetapi, situasinya cukup serius, dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dengan hati-hati memantau potensi risiko pembangkit nuklir di zona perang.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan bahwa telah memantau potensi risiko dari pembangkit nuklir tersebut.

"Kami mengikuti ini dari menit ke menit. Konsekuensinya mungkin serius," ujarnya dalam pernyataan video yang diunggah pada Selasa (6/6/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper