Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat Ukraina: Serangan Balasan ke Rusia Tetap Berjalan Sesuai Rencana

Wamenhan Ukraina Volodymyr V. Havrylov mengatakan rencana Ukraina melakukan serangan balasan ke Rusia tetap berjalan sesuai rencana.
Rudal patriot permukaan-ke-udara yang ditembakkan oleh militer AS selama latiha di Zambales pada 25 April./Bloomberg
Rudal patriot permukaan-ke-udara yang ditembakkan oleh militer AS selama latiha di Zambales pada 25 April./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan Volodymyr V. Havrylov mengatakan bahwa rencana Ukraina untuk melakukan serangan balasan terhadap pendudukan Rusia tetap berjalan sesuai rencana.

Dia menyatakan bahwa serangan balasan akan tetap dilakukan meski gelombang serangan rudal dan pesawat tak berawak (drone) belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa selain serangan rudal jelajah, Ukraina telah menghadapi serangan rudal balistik berulang kali terutama di pusat kota termasuk Ibu Kota Kyiv, pada Mei lalu.

Havrylov menyatakan hal itu di sela-sela konferensi keamanan top Asia, dalam Dialog Shangri-La di Singapura.

"Tujuan utama mereka adalah untuk menghentikan serangan balik dan menargetkan pusat pengambilan keputusan kami," katanya, seperti dilansir dari Reuters, pada Rabu (7/6/2023).

Havrylov menyebut penggunaan rudal balistik Rusia dilakukan sebagai upaya strategis terakhir dan mencatat bahwa sistem pertahanan udara negaranya lebih dari 90 persen efektif melawan serangan tersebut, pada Mei lalu.

"Kejutan besar untuk menemukan bahwa keefektifan (rudal balistik) hampir nol terhadap sistem pertahanan udara modern, yang kami terima dari mitra kami," lanjutnya.

Amerika Serikat (AS) dan Jerman menyediakan baterai rudal Patriot canggih untuk Ukraina, dan Ukraina telah menerima sistem canggih jarak pendek seperti NASAMS dan IRIS-T dari mitra Barat, pada tahun ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya siap untuk melancarkan serangan balasan yang sangat ditunggu-tunggu. Havrylov mengatakan rentetan rudal yang datang tidak mempengaruhi waktunya.

"Tidak ada yang bisa menghentikan upaya kami, keinginan kami, dan keyakinan kami bahwa kami akan memenangkan perang ini," katanya.

Dia menambahkan bahwa Ukraina akan memulai serangan balasan, dengan ambisi untuk membebaskan wilayahnya pada tahun ini.

Havrylov menolak berkomentar tentang serangan drone baru-baru ini dan serangan perbatasan ke wilayah Rusia, termasuk beberapa serangan yang mencapai dekat Moskow.

"Mereka (Rusia) memiliki banyak peristiwa internal yang tentunya terkait dengan perang ini. Kami memiliki banyak orang di dalam Rusia yang mendukung Ukraina," tambahnya.

Kedua negara itu saling menuduh telah menyebarkan teror di ibu kota masing-masing dengan serangan udaranya.

Havrylov, yang bergabung dengan pejabat pertahanan dan militer dari seluruh dunia pada pertemuan Singapura, mengatakan Ukraina mengharapkan sekutu NATO untuk memberikan peta jalan rinci untuk menjadi anggota pada pertemuan puncak pakta pertahanan di Vilnius, Lithuania, bulan depan.

"Kami ingin melihat jelas serangkaian langkah yang harus diambil oleh kedua belah pihak. Bukan hanya indikasi bahwa pintu terbuka," ujarnya.

Dia menyatakan bahwa Ukraina juga mengharapkan jaminan keamanan akan diberikan saat negara itu berada dalam masa transisi menuju keanggotaan NATO.

Dia menolak proposal Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dalam pertemuan di Singapura untuk membentuk zona demiliterisasi guna menghentikan pertempuran di Ukraina.

"Kami tidak akan merundingkan kesepakatan apapun terkait hilangnya wilayah kami, termasuk Krimea," katanya.

Havrylov memuji pasokan rudal jelajah Storm Shadow Inggris baru-baru ini. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace tidak melewatkan target yang diserang Ukraina, pada Jumat lalu.

Selain itu, dia menyatakan bahwa penambahan pesawat tempur modern seperti F-16 akan meningkatkan kemampuan pertahanan udara negara itu.

Dia mengatakan tidak dapat mengomentari terkait bom diameter kecil yang diluncurkan dari darat, sedangkan senjata serangan jarak jauh lainnya yang telah disediakan sekutu Barat telah digunakan dalam pertempuran.

Havrylov menyatakan bahwa Ukraina telah mengadakan pertemuan dan diskusi yang baik dengan banyak negara, termasuk negara-negara Asia, dalam Dialog Shangri-La.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper