Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri membela Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat dikritik soal pembangunan jalan, salah satunya oleh bakal calon presiden Anies Baswedan.
Megawati merasa, pihak yang mengkritik kinerja Jokowi seakan tutup mata atas segala pencapaian yang telah dilakukan orang nomor satu di Indonesia itu. Dia mengatakan kritik soal pembangunan jalan itu kurang bijaksana.
"Kalau kita lihat kerja Pak Jokowi itu, dari Pak Jokowi [periode] 1 sampai Pak Jokowi [periode] 2 itu kan kelihatan sekali. Jadi kalau ada orang seperti tutup mata mengatakan bahwa kerja Pak Jokowi itu membuat transportasi dalam pengertian jalan itu, ya saya pikir orang itu kurang bijaksana," ujar Mega usai pembukaan Rakernas III PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
Dia menjelaskan, segala jenis pembangunan tak bisa dilakukan dari ruang hampa. Seorang pemimpin pemerintahan, lanjutnya, harus memperhatikan anggaran sebelum melaksanakan pembangunan.
"Membangun itu dari sisi ekonomi kan bukan tangan kosong. Apapun juga sudah harus dibahas dan itu kita punya tata pemerintahan yang anggarannya mencukupi atau tidak," ucap presiden ke-5 ini.
Megawati menekankan, saat ini Indonesia sedang menikmati bonus demografi. Oleh sebab itu, setiap elemen bangsa harus bersatu bukan malah saling menyalahkan dalam memanfaatkan bonus demografi itu agar Indonesia dapat menjadi negara maju.
Baca Juga
"Jadi konklusinya maukah kita sama-sama menanggung beban itu, bukan sebagai beban tapi sebagai sebuah perjuangan untuk bisa masuk ke era itu [era negara maju]?" jelasnya.
Kritik Anies
Sebelumnya, saat memberikan pidato politik di acara puncak Milad PKS ke-21 pada Sabtu (20/5/2023), Anies membandingkan pembangunan infrastruktur jalan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan era Presiden Jokowi.
Dia mengkritisi pembangunan jalan era Jokowi yang kalah dari era SBY. Anies mengatakan Presiden SBY dan Jokowi sama-sama banyak membangun jalan. Namun, berbeda target penggunanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui pemerintahan Jokowi banyak membangun infrastruktur fisik. Dia mencontohkan pembangunan jalan tol atau jalan berbayar yang ternyata terpanjang selama era presiden mana pun.
Pemerintahan kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan periode-periode sebelumnya. 63 persen jalan tol berbayar yang berada di seluruh Indonesia itu dibangun di era pemerintahan sekarang. Sepanjang 1.569 kilometer dari total 2.499 km itu adalah jalan berbayar," ujar Anies.
Namun, Anies mengkritik pembangunan jalan tol atau jalan berbayar pada era Jokowi tidak diimbangi dengan pembangunan jalan tidak berbayar atau jalan non-tol.
"Sedangkan jalan yang tak berbayar yang digunakan oleh semua secara gratis, yang menghubungkan mobilitas penduduk dari sudut-sudut desa ke perkotaan, yang membawa produk-produk pertanian, produk pertanian, produk perikanan dari sentra-sentra tempat mereka dihasilkan ke wilayah-wilayah pasar, baik jalan nasional, jalan provinsi, atau pun jalan kabupaten terbangun 19.000 kilometer," jelasnya.
Anies pun membandingkan seluruh data itu dengan pembangunan jalan era pemerintahan SBY. Dia menerangkan, berbeda dengan Jokowi, SBY lebih fokus membangun jalan yang tak berbayar.
"Pada zaman Presiden Pak SBY, jalan tak berbayar yang dibangun adalah sepanjang 144.000 atau 7 setengah kali lipat. Bila dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini [Jokowi] membangun jalan nasional sepanjang 590 km; di 10 tahun sebelumnya [era SBY] 11.800 km, 20 kali lipat," ungkapnya.