Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Barat dapat mempertimbangkan kembali bantuannya untuk Ukraina, jika konflik berubah menjadi konflik yang berlarut-larut.
Dalam konferensi keamanan internasional Globsec di Bratislava, Macron juga menyampaikan bahwa harapan tinggi ditempatkan pada potensi serangan balik Ukraina ke Rusia.
"Kami mempersiapkan konflik ini jika terjadi berlarut-larut, konsekuensi dari perkembangan peristiwa seperti itu," katanya, seperti dilansir dari TASS, pada Kamis (1/6/2023).
Macron juga berpendapat bahwa dukungan jangka panjang ke Ukraina perlu dipersiapkan mengingat konflik telah berjalan lebih dari setahun itu.
“Kita harus menyiapkan opini publik untuk dukungan jangka panjang Ukraina dalam konflik intensitas tinggi dan menengah sesuai dengan situasi," lanjutnya.
"Sejauh itu kita harus mempertimbangkan kembali dan menganalisis sifat dukungan kita bersama dengan mitra kita selama musim panas ini, dan untuk mewujudkan apa yang kita butuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan," tambahnya.
Baca Juga
Sementara itu, Macron menahan diri untuk tidak mendiskusikan perspektif secara terbuka jika serangan balik Ukraina gagal. Dia berharap serangan balik Ukraina ke Rusia berhasil.
Sementara itu Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan bahwa per 31 Mei 2023 jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina mencapai 207.000 an tentara.
Ukraina juga mengeklaim telah menghancurkan 3.800 an tank, 7.472 kendaraan tempu lapis baja, 6.230 kendaraan dan tangki bahan bakar, 3.460 sistem artileri, 575 sistem peluncuran roket ganda, 333 sistem pertahanan udara, 313 pesawat terbang, 298 helikopter, 3.124 drone, dan 18 kapal.