Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Menggila, 31 Drone Kamikaze Shahed Bombardir Ibu Kota Ukraina

Perang Rusia vs Ukraina, Rusia menggila meluncurkan 31 Kamikaze Shahed bombardir Kyiv, Ibu Kota Ukraina.
Prajurit Ukraina di Wilayah Zaporizhzhia, Ukraina tenggara. /Bloomberg /Getty Images
Prajurit Ukraina di Wilayah Zaporizhzhia, Ukraina tenggara. /Bloomberg /Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menggila dengan meluncurkan 31 drone Kamikaze Shahed dan membombardir wilayah Ukraina.

Di Kyiv, seorang wanita berusia 33 tahun tewas akibat serangan tersebut, dan sembilan orang menderita luka-luka. Empat orang lainnya terluka di tempat lain di Oblast Kyiv.

Serangan itu merupakan pengeboman ke-3 di Kyiv dalam 24 jam terakhir dan sejak tanggal 17 Mei lalu.

Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan 31 drone kamikaze Shahed dalam serangannya baru-baru ini.

Namun menurut laporan AU Ukraina, pertahanan udara mereka berhasil menghancurkan 29 drone milik Rusia.

Adapun serangan drone berasal dari arah selatan dan utara, dan hampir semuanya ditembak jatuh saat mendekati Kyiv atau di atas ibu kota.

Tapi akibatnya puing-puing dari pesawat tak berawak jatuh dan menyebabkan kebakaran di gedung tempat tinggal bertingkat tinggi di Distrik Holosiivskyi Kyiv, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai empat lainnya, kata pemerintah.

Serangan itu juga mengakibatkan llantai teratas gedung bertingkat hancur, namun semua layanan darurat bekerja di lokasi.

Puing-puing yang jatuh di Distrik Darnytskyi Kyiv menyebabkan kebakaran di sebuah rumah dan merusak mobil.

Menurut Walikota Kyiv Vitali Klitschko, tiga mobil terbakar di pusat Distrik Pecherskyi Kyiv.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada 30 Mei AS berencana untuk memberlakukan pembatasan tambahan terhadap Iran, terutama menargetkan produksi drone.

"Besok, kami akan mengumumkan tindakan baru yang membangun kontrol ekspor pada teknologi yang ditemukan di drone Iran yang digunakan untuk menargetkan warga sipil Ukraina dan infrastruktur sipil, untuk melawan misinformasi dan disinformasi Rusia, untuk melindungi pembela hak asasi manusia secara online," kata Blinken selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper