Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menuduh kelompok Wagner Rusia menyediakan rudal darat-ke-udara untuk Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter di Sudan.
RSF menjadi salah satu pihak yang mengalami konflik berkelanjutan di Sudan yang telah membuat hampir 1,3 juta orang mengungsi di negara itu.
Tuduhan kepada Wagner terjadi saat Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi pada pemimpin Wagner di Mali.
AS menuduh pemimpin Wagner mencoba mendapatkan senjata untuk perang Rusia di Ukraina, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Jumat (26/5/2023).
Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa rudal permukaan-ke-udara di Sudan telah berkontribusi pada konflik bersenjata berkepanjangan yang hanya menghasilkan kekacauan lebih lanjut.
RSF dan militer Sudan dipimpin oleh dua jenderal yang bersaing dalam pertarungan untuk mengontrol negara dan sumber dayanya sejak pertengahan April, yang telah menewaskan ratusan orang.
Baca Juga
Sementara itu, Washington telah membantu menengahi beberapa kesepakatan gencatan senjata sejak konflik pecah.
Pihak yang bertikai antara dua kubu di Sudan telah menyetujui gencatan senjata selama sepekan, sejak Senin. Meski begitu penduduk terus melaporkan adanya bentrokan lanjutan.
AS mengatakan tujuan utama gencatan senjata di Sudan adalah untuk mengurangi kekerasan sebelum mengakhiri pertempuran secara permanen dan mengembalikan negara itu ke pemerintahan sipil.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) telah memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan jika konflik terus berlanjut di negara itu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyuarakan keprihatinannya tentang kemungkinan keterlibatan Wagner di Sudan, pada bulan lalu. Dia mengatakan bahwa kelompok Wagner tersebut hanya membawa lebih banyak kematian dan kehancuran bagi negara itu.
“Sangat penting bahwa kita tidak melihat keterlibatan lebih lanjut di Sudan, dan saya tahu sejumlah negara sangat peduli dengan prospek itu,” ujarnya.