Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT Asean 2023 Dimulai Hari Ini: Bahas Konflik Myanmar hingga China vs Taiwan

KTT Asean 2023 digelar di Labuan Bajo mulai hari ini, Selasa (9/5/2023). Setidaknya terdapat beberapa isu utama yang akan dibahas agenda tersebut.
Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat saat meninjau persiapan KTT Asean 2023 di Labuan Bajo, NTT, Senin (8/5/2023). BPMI Setrpres RI.
Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat saat meninjau persiapan KTT Asean 2023 di Labuan Bajo, NTT, Senin (8/5/2023). BPMI Setrpres RI.

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menjadi tuan rumah KTT ke-42 Asean 2023 di Labuan Bajo yang digelar mulai Selasa (9/5/2023). Dalam KTT Asean 2023 setidaknya akan ada beberapa isu yang akan dibahas oleh pimpinan negara.  

Diketahui bahwa tiga pilar kepemimpinan Indonesia didasarkan pada tema "ASEAN Matters, Epicentrum of Growth, and the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific".

Mengutip dari pemberitaan Channel News Asia (CNA) (8/5/2023), para ahli memperkirakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menunjukkan kepemimpinannya dalam menangani beberapa isu sensitif di kawasa Asean.

"Terutama dalam bidang isu keamanan politik, orang cenderung melihat Indonesia sebagai pemimpin, dan disinilah Indonesia memiliki keahlian khusus," ucap peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dewi Fortuna Anwar, mengutip dari CNA, Selasa (9/5/2023). 

Dia mencatat bahwa Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asean 2023 pertama dan menghasilkan "dokumen yang paling penting", Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara.

Nantinya, kata dia, dokumen ini akan membentuk kode etik regional untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Para pemimpin juga dijadwalkan untuk membahas masalah internal Asean serta isu-isu kunci di dalam dan di luar wilayah.

Konflik Laut China Selatan 

Isu utama yang diketahui yang akan dibahas adalah mengenai percepatan negosiasi teks kode etik dengan China. Kode etik tersebut bertujuan untuk menjadi panduan perilaku untuk mencegah insiden militer dan mengelola konflik di Laut China Selatan.

Rekan senior dan koordinator di Pusat Studi Asean di ISEAS-Yusof Ishak Institute Sharon Seah mengatakan bahwa walaupun negosiasi sedang berlangsung, Seah mengatakan bahwa dirinya tidak optimis terhadap negosiasi ini 

“Kami tidak optimis bahwa akan ada penandatanganan tahun ini,” Ujarnya, mengutip dari pemberitaan CNA.

Pembicaraan mengenai kode etik tersebut ditambahkan dengan isu penghapusan perdagangan manusia, persiapan roadmap untuk keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN, dan penandatanganan Protokol Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.

Selain itu, diketahui juga bahwa akan diperkuat dalam membahas arsitektur kesehatan, keamanan energi, stabilitas makanan dan keuangan regional, serta digitalisasi ekonomi dan sektor pariwisata.

Permasalahan Myanmar

Permasalahan Myanmar sendiri termasuk mengenai krisis yang dilanda dan implementasi Konsensus Lima Titik, yakni rencana perdamaian yang disepakati oleh ASEAN dan junta Myanmar. Indonesia diketahui telah bekerja keras untuk mendorong rencana tersebut. 

Seah sendiri mengatakan bahwa masih banyak yang belum bersedia untuk mengungkapkan mengenai apa yang terjadi, dan mengharapkan utusan khusus ketua akan memberi tahu para pemimpin tentang tindakan diplomasi diam-diam yang dilaporkan telah diambil.

Pusat Bantuan Kemanusiaan ASEAN juga akan mempresentasikan penilaian bersama kepada para pemimpin

“Ada beberapa orang yang berharap ASEAN akan meninggalkan Konsensus Lima Titik secara total, tetapi itu tidak akan terjadi karena sudah berjalan,” Jelasnya. 

Isu Persatuan dan sentralitas Asean 

Peneliti di Pusat Kajian Strategis & Internasional Muhammad Waffaa Kharisma, menjelaskan bahwa ada “penajaman cengkeraman” secara multilateral oleh Amerika Serikat dan China.

Diketahui bahwa ‘titik api potensial’ kemungkinan besar di Taiwan dan Laut China Selatan. 

“Ada tekanan bagi ASEAN untuk menjadi relevan dalam pengertian itu. Dan kemudian secara internal, misalnya [untuk menangani] masalah ekonomi dan pembangunan [dan] bagaimana ASEAN dapat tetap tangguh di tengah krisis seperti iklim, ” Jelasnya, mengutip dari pemberitaan CNA. 

Seah juga mengatakan bahwa isu persatuan dan sentralitas Asean akan menjadi isu yang penting pemikiran para pemimpin. 

Dalam konferensi pers, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan bahwa penting untuk memperkuat kapasitas ASEAN dan memastikan blok tersebut bekerja lebih efektif untuk mengatasi tantangan di masa depan.

“Penting untuk terus menjaga kesatuan dan sentralitas Asean agar forum ini mampu terus menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper