Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kacau! Kerusuhan Pecah di Prancis Saat Hari Buruh

Aksi unjuk rasa memperingati hari buruh di Prancis berujung bentrokan antara polisi dengan ratusan demonstran di Paris dan berbagai kota lainnya.
Para demonstran melemparkan gas air mata saat mereka bentrok dengan polisi dalam pawai buruh May Day saat demo menentang undang-undang reformasi pensiun Prancis dan keadilan sosial, di Nantes, Prancis, 1 Mei 2023./Reuters-Stephane Mahe
Para demonstran melemparkan gas air mata saat mereka bentrok dengan polisi dalam pawai buruh May Day saat demo menentang undang-undang reformasi pensiun Prancis dan keadilan sosial, di Nantes, Prancis, 1 Mei 2023./Reuters-Stephane Mahe

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para pekerja untuk memperingati hari buruh di Prancis pada Senin (1/5/2023) berujung bentrokan antara polisi dengan ratusan demonstran anarkis dengan pakaian hitam di kota Paris dan beberapa kota lain di Prancis.

Dilansir Reuters pada Selasa (2/5/2023), para demonstran melakukan tindakan anarkis dengan melempar bom molotov ke arah polisi Paris serta menghancurkan halte bus.

Pihak pemadam kebakaran bergegas memadamkan api dengan kanon air.

Tindakan anarkis juga terjadi di Lyon dan Nantes. Terdapat beberapa kendaraan yang dibakar dan tempat bisnis dihancurkan. Sekitar 200 orang ditangkap pada hari itu dan sekitar 782.000 orang turun ke jalan, menurut Kementerian Dalam Negeri.

Pada bulan lalu, Macron meningkatkan usia pensiun pada pekerja menjadi 64 tahun.

Reformasi telah menunjukkan ketidakpuasan terhadap seorang presiden yang dianggap oleh banyak orang sebagai penyendiri dan acuh tak acuh terhadap kesulitan sehari-hari mereka.

"Mereka (pemerintah) berusaha mengubah subjek dengan cukup cepat, tetapi katakanlah itu tidak berhasil. Jauh lebih baik!" kata pematung Antoine Eveillo.

Serikat pekerja menuntur pemerintah membatalkan rencana Macron yang ingin meloloskan UU pensiunnya di Majelis Nasional, meskipun partainya tidak memiliki suara mayoritas.

Sementara itu, sebagian besar orang Prancis menolak usia pensiun yang lebih tinggi.

"Eksekutif tidak dapat memerintah tanpa dukungan dari rakyatnya," kata Sophie Binet, pemimpin serikat pekerja CGT.

Hingga saat ini, Binet mengatakan bahwa CGT belum dapat memutuskan apakah akan berpartisipasi dalam pembicaraan dengan pemerintah terkait masalah-masalah lain yang berhubungan dengan tenaga kerja seperti gaji, kondisi kerja, dan tunjangan.

Pensiun merupakan landasan perlindungan sosial Prancis yang sangat dihargai.

Spanduk bertuliskan “pensiun sebelum radang sendi” menunjukkan penolakan dari demonstran untuk bekerja lebih lama.

Adapun selama perayaan di kota Zurich Swiss, para demonstran melemparkan balon air ke polisi dan properti yang dicat semprot.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper