Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang dan Korea Selatan Gelar Dialog Keuangan saat Geopolitik Tegang

Jepang dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan pertemuan para pemimpin keuangan pada Selasa (2/5/2023).
Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Shigeyuki Goto berbicara dalam wawancara dengan Reuters di Tokyo, Jepang 2 Mei 2023. REUTERS/Issei Kato
Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Shigeyuki Goto berbicara dalam wawancara dengan Reuters di Tokyo, Jepang 2 Mei 2023. REUTERS/Issei Kato

Bisnis.com, JAKARTA - Jepang dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan pertemuan para pemimpin keuangan pada Selasa (2/5/2023).

Pertemuan tersebut dilakukan setelah terhenti sejak 7 tahun lalu. Kedua negara setuju untuk melanjutkan dialog, karena ketegangan di kawasan dan pertumbuhan yang melambat sehingga mendorong keduanya untuk meningkatkan kerja sama dan memperbaiki hubungan.

Adapun dimulainya kembali diskusi keuangan bilateral antar dua negara tersebut, menjelang rencana kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida ke Korea Selatan untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Yoon Suk-yeol, pada pekan depan.

Pertemuan tersebut juga terjadi ketika para pembuat kebijakan Asia berkumpul dalam pertemuan tahunan Bank Pembangunan Asia (ADB) di kota Incheon, Korea Selatan, pada pekan ini.

Pertemuan ADB itu membahas tantangan ekonomi regional dan cara untuk memperkuat penyangga terhadap berbagai guncangan.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan dalam pertemuan dengan mitranya dari Korea Selatan Choo Kyung-ho, bahwa negaranya dan Korea Selatan adalah tetangga penting untuk bekerja sama dalam mengatasi ekonomi global.

"Jepang dan Korea Selatan adalah tetangga penting yang harus bekerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan seputar ekonomi global, serta komunitas regional dan internasional," katanya, melansir dari Reuters, pada Selasa (2/5/2023).

Dia mengatakan bahwa dalam tantangan geo-politik, negaranya mengalami berbagai insiden sehingga harus ditangani bersama dengan Korea Selatan.

“Mengenai tantangan geo-politik, kami mengalami insiden seperti pengembangan rudal nuklir Korea Utara dan invasi Rusia ke Ukraina. Jepang melihat ini tidak dapat diterima, dan sesuatu yang harus ditangani bersama oleh kedua negara,” lanjutnya.

Kyung-hoo mengatakan bahwa kedua negara dapat memperkuat kemitraan swasta dan pemerintah dalam industri teknologi tinggi seperti semikonduktor dan baterai.

"Jepang dan Korea Selatan akan melanjutkan dialog keuangan reguler, kemungkinan diadakan setiap tahun, pada waktu yang tepat," kata Suzuki.

Kementerian Keuangan Korea Selatan menyatakan bahwa Choo Kyung-hoo diperkirakan akan mengunjungi Jepang untuk pertemuan lain dengan Suzuki, pada tahun ini.

Menurut proyeksi ADB, meskipun pertumbuhan ekonomi melambat di negara-negara maju, negara-negara berkembang di Asia diperkirakan akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat sebesar 4,8 persen pada tahun 2023, lebih cepat dari pertumbuhan 4,2 persen pada tahun 2022 berkat kebangkitan China. Namun, berbagai risiko membayangi prospek ekonomi kawasan.

"Terlepas dari hubungan ekonomi yang erat antara China, Jepang, dan Korea, kami telah mengamati perlambatan baru-baru ini dalam hubungan ekonomi, khususnya dalam hal perdagangan barang dan jasa," kata para pemimpin keuangan ketiga negara (Jepang, Korea Selatan dan China).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper