Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki minggu ketiga pertempuran di Sudan, serangan udara dan artileri kembali terdengar di Khartoum.
Pertempuran antara tentara dan pasukan paramiliter saingannya terus berlanjut meskipun ada pengumuman perpanjangan gencatan senjata selama 72 jam. Serangan udara, tank dan artileri mengguncang Khartoum dan kota-kota yang berdekatan, Bahri dan Ombdurman.
Dilansir dari Reuters pada Sabtu (29/4/2023), Ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang mengungsi untuk menyelamatkan diri dalam perebutan kekuasaan antara tentara dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF), menggagalkan transisi yang didukung oleh masyarakat internasional menuju pemilihan umum yang demokratis.
Pertempuran tersebut juga telah membangkitkan kembali konflik yang telah berlangsung selama dua dekade di wilayah barat Darfur di mana sejumlah orang telah tewas minggu ini.
Tentara telah mengerahkan jet-jet tempur dan pesawat tak berawak untuk menggempur pasukan RSF di berbagai wilayah di ibu kota. Meski demikian, banyak penduduk terjebak dalam perang kota dengan makanan, bahan bakar, air dan listrik yang sangat minim.
Menurut PBB, setidaknya 512 orang telah terbunuh dan hampir 4.200 lainnya terluka, bahkan meyakini bahwa jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi.
Baca Juga
Lebih dari 75.000 orang mengungsi di dalam Sudan hanya dalam minggu pertama pertempuran. Hanya 16 persen rumah sakit yang beroperasi seperti biasa di ibukota.
Gencatan senjata terbaru, yang ditengahi oleh kekuatan asing, seharusnya berlangsung hingga Minggu tengah malam.
RSF menuduh tentara melanggarnya dengan melakukan serangan udara di pangkalannya di Omdurman, kota kembar Khartoum di pertemuan sungai Nil Biru dan Putih, dan Gunung Awliya.
Adapun, tentara menyalahkan RSF atas pelanggaran yang terjadi.
Kekerasan tersebut telah menyebabkan puluhan ribu pengungsi melintasi perbatasan Sudan dan mengancam ketidakstabilan di wilayah Afrika yang bergejolak antara Sahel dan Laut Merah.
Pemerintah-pemerintah asing telah mengevakuasi para diplomat dan warganya ke tempat yang aman selama sepekan terakhir, termasuk dengan menggunakan pesawat terbang. Inggris mengatakan bahwa evakuasi akan berakhir pada hari Sabtu karena permintaan tempat di pesawat telah menurun.
AS mengatakan beberapa ratus warga Amerika Serikat (AS) telah meninggalkan Sudan melalui jalur darat, laut atau udara.
Sebuah konvoi bus yang membawa 300 warga AS meninggalkan Khartoum pada Jumat malam dalam perjalanan sejauh 850 km menuju Laut Merah dalam upaya evakuasi pertama yang diorganisir oleh AS untuk warganya.