Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Pertempuran di Sudan Pekan Ketiga: Suara Serangan Udara Hingga Artileri Terdengar di Khartoum

Suara serangan udara, senjata antipesawat tempur dan artileri dapat terdengar di Khartoum pada Sabtu pagi.
Asap mengepul dari pesawat yang terbakar di dalam Bandara Khartoum selama bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat paramiliter dan tentara di Khartoum, Sudan 17 April 2023. REUTERS/Stringer
Asap mengepul dari pesawat yang terbakar di dalam Bandara Khartoum selama bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat paramiliter dan tentara di Khartoum, Sudan 17 April 2023. REUTERS/Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - Suara serangan udara, senjata antipesawat tempur dan artileri dapat terdengar di Khartoum pada Sabtu pagi, serta asap hitam tampak dari sebagian wilayah kota tersebut, saat pertempuran di Sudan memasuki pekan ketiga.

Pertempuran antara tentara dengan pasukan paramiliter berlanjut dengan serangan udara, tank dan artileri yang mengguncang Khartoum dan kota Bahri dan Ombdurman yang berada di sekitarnya, meskipun ada pengumuman perpanjangan gencatan senjata selama 72 jam pada Jumat (28/4).

Ratusan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi untuk menyelamatkan diri dalam perebutan kekuasaan antara tentara dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang meletus menjadi kekerasan pada 15 April.

Peperangan itu juga menghambat upaya transisi yang didukung secara internasional menuju pemilu yang demokratis di Sudan.

Pertempuran tersebut juga menimbulkan kembali konflik berusia dua dekade di wilayah Darfur barat, di mana banyak korban dilaporkan tewas pada pekan ini.

Tentara telah mengerahkan jet atau drone untuk melawan pasukan RSF di kawasan sekitar ibu kota. Banyak warga terjebak di antara perang kota dengan sedikit makanan, bahan bakar, air dan listrik.

Setidaknya 512 orang tewas dan hampir 4.200 lainnya mengalami luka, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Angka yang sebenarnya diyakini lebih tinggi dari itu.

Lebih dari 75 ribu orang mengungsi di Sudan hanya pada pekan pertama pertempuran, menurut PBB. Hanya 16 persen rumah sakit beroperasi normal di ibu kota.

Gencatan senjata terbaru, ditengahi oleh pihak negara asing, seharusnya berlangsung hingga Minggu tengah malam.

RSF menuduh tentara melanggar gencatan itu dengan melakukan serangan udara di Omdurman, kota kembar Khartoum di pertemuan sungai Nil Biru dan Putih, dan Gunung Awliya.

Sementara tentara menyalahkan pihak RSF yang melakukan pelanggaran.

Kekerasan itu telah membuat puluhan ribu mengungsi ke perbatasan Sudan dan mengancam akan menimbulkan ketidakstabilan di seluruh wilayah Afrika yang bergejolak antara Sahel dan Laut Merah.

Sejumlah pemerintah asing telah mengevakuasi diplomat dan warga mereka demi keselamatan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dengan melalui jalur udara.

Pemerintah Inggris mengatakan akan mengakhiri evakuasi pada Sabtu karena permintaan untuk tempat di pesawat menurun.

Pemerintah Amerika Serikat mengatakan ratusan warganya telah meninggalkan Sudan melalui darat, laut dan udara.

Sebuah konvoi bus membawa 300 warga Amerika meninggalkan Khartoum pada Jumat dalam perjalanan sejauh 850 kilometer ke Laut Merah dalam upaya evakuasi pertama yang diatur AS untuk warga negaranya, menurut laporan New York Times.

Di Darfur, setidaknya 96 orang tewas sejak Senin akibat kekerasan antarwarga yang dipicu oleh konflik tentara-RSF, menurut keterangan juru bicara kantor hak asasi PBB, Ravina Shamdasani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper