Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Orang Kaya Rusia Bertambah setelah Setahun Perang dengan Ukraina, Ternyata Ini Penyebabnya

Jumlah orang di Rusia bertambah setelah setahun negara tersebut perang dengan Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China  Xi Jinping pada bulan Februari. Bloomberg/Getty Images
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping pada bulan Februari. Bloomberg/Getty Images

Bisnis.com, SOLO - Paradoks terjadi. Orang kaya di Rusia bertambah saat perang dengan Ukraina masih berlangsung.

Dilasir dari Reuters, harta kekayaan sejumlah orang terkaya Rusia bertambah sekitar $152 miliar selama setahun terakhir. Hal ini didukung oleh tingginya harga sumber daya alam yang ada di wilayah tersebut.

Forbes Rusia melaporkan jika ekonomi Rusia memang sempat menyusut 2,1% pada tahun 2022 di bawah tekanan sanksi Barat.

Akan tetapi kemudian, negara tersebut mampu menjual minyak, logam, dan sumber daya alam lainnya ke pasar global, khususnya ke China, India, dan Timur Tengah.

Mengacu pada alasan ini, perekonomian Rusia bangkit kembali dan membuat kekayaan beberapa orang di negara tersebut kembali sama seperti semula, bahkan lebih banyak.

Rusia memiliki 110 miliarder resmi dalam daftar Forbes Russia. Angka tersebut naik 22 dari tahun lalu.

Sebenarnya, Rusia bisa saja memiliki lebih banyak orang kaya jika beberapa dari mereka tidak meninggalkan kewarganegaraan Rusia.

Beberapa orang kaya Rusia yang memilih melepas kewarganegaraan Rusia adalah pendiri DST Global Yuri Milner, pendiri Revolut Nikolay Storonsky, pendiri Freedom Finance Timur Turlov, dan salah satu pendiri JetBrains Sergei Dmitriev dan Valentin Kipyatkov.

"Hasil pemeringkatan tahun lalu juga dipengaruhi oleh prediksi apokaliptik tentang ekonomi Rusia," kata Forbes, menambahkan bahwa total kekayaan miliarder Rusia adalah $606 miliar pada tahun 2021, sebelum perang dimulai.

Sanksi Barat Tak Bisa Tumbangkan Ekonomi Rusia

Setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, Barat memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap ekonomi Rusia dan beberapa orang terkaya di negara tersebut dalam upaya untuk menghukum Putin atas perang tersebut.

Putin mengatakan Barat berusaha menghancurkan Rusia dan telah berulang kali menggembar-gemborkan kegagalan sanksi Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia.

Dan tampaknya, pernyataan Putin tersebut bukan sekadar isapan jempol belaka.

Ekonomi Rusia yang semula menyusut 2,1% pada tahun 2022 di bawah tekanan sanksi Barat perlahan mulai naik.

Mereka mampu menjual minyak, logam, dan sumber daya alam lainnya ke pasar global, khususnya ke China, India, dan Timur Tengah.

Dana Moneter Internasional bulan ini menaikkan perkiraan pertumbuhan Rusia pada 2023 menjadi 0,7% dari 0,3%, tetapi menurunkan perkiraan 2024 menjadi 1,3% dari 2,1%.

Laporan juga memperkirakan kekurangan tenaga kerja dan eksodus perusahaan Barat akan merugikan ekonomi negara. .

Harga minyak Ural, sumber kehidupan ekonomi Rusia, rata-rata $76,09 per barel pada tahun 2022, naik dari $69 pada tahun 2021. Harga pupuk juga tinggi tahun lalu.

Selain minyak, nama-nama orang kaya Rusia baru dalam daftar Forbes termasuk miliarder yang menghasilkan uang dari makanan ringan, supermarket, bahan kimia, bangunan, dan obat-obatan, menunjukkan bahwa permintaan domestik Rusia tetap kuat meskipun ada sanksi Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper