Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Oblast Kherson Oleksandr Prokudin melaporkan tentara Rusia menembaki kota Kherson di Ukraina selatan.
Penembakan yang berlangsung lebih satu jam pada Minggu (23/4/2023) itu mengakibatkan seorang pria berusia 80 tahun terbunuh.
Menurut Prokudin, pasukan Rusia membombardir Kota Kherson menggunakan mortir.
Sementara Kantor Kejaksaan Agung melaporkan, pada Minggu (23/3/2023), akibat penembakan Rusia terhadap dua komunitas di Oblast Kherson mengakibatkan tiga orang terluka.
Kherson dan wilayah-wilayah lain Oblast yang dibebaskan terus-menerus dibombardir sejak penarikan pasukan Rusia dari tepi barat Sungai Dnipro pada November 2022.
Pada 20 April 2023, Prokudin melaporkan bahwa pasukan Rusia menembaki desa Kizomys di Oblast hingga menewaskan seorang pria berusia 59 tahun.
Dua hari sebelumnya, sembilan warga sipil terluka dan satu orang tewas akibat penembakan Rusia di wilayah dekat pasar pusat Kherson.
Sedangkan pada 10 April 223, Rusia menembaki Oblast Kherson hampir 80 menit, dan menembakkan 360 peluru.
Pertahanan Udara Buatan AS Sidap Digunakan Pasukan Ukraina
Kendati terus dibombardir Rusia, baru-baru ini Ukraina mendapatkan kabar baik, pasalnya alat-alat canggih pertahanan udara buatan Amerika Serikat (AS) telah siap digunakan pasukan Ukraina.
Kata Juru Bicara Angkatan Udara Yuriy Ihnat, sistem pertahanan udara Patriot buatan AS sudah dalam layanan tempur untuk melindungi negara dari serangan Rusia
Menurut Ihnat, tentara Ukraina akan menggunakan senjata pertahanan udara tercanggih di gudang senjata AS melawan target udara Rusia yang sebelumnya tidak dapat ditembak jatuh, termasuk rudal permukaan-ke-udara S-300.
“Semoga akan ada hasil terkait pesawat Rusia,” katanya dikutip dari Kyiv Independent pada Senin (24/4/2023).
Dengan meningkatnya penggunaan bom berpemandu yang dijatuhkan dari udara oleh Rusia di medan perang di Ukraina, jangkauan Patriot yang lebih luas diharapkan dapat membantu melawan ancaman ini dengan tidak adanya jet tempur superior Barat seperti F-16.
Pada 18 April, pembaruan mingguan pemerintah Jerman melaporkan bahwa Jerman telah mengirimkan sistem pertahanan udara Patriot dan misilnya ke Ukraina.
Satu baterai Patriot memiliki empat hingga delapan peluncur yang dirancang untuk masing-masing empat rudal dan diharapkan akan secara signifikan meningkatkan pertahanan infrastruktur dan kota-kota kritis Ukraina terhadap serangan rudal konstan Rusia.