Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri China mengajukan pernyataan kepada duta besar Korea Selatan atas pernyataan Presiden Yoon Suk Yeol tentang Taiwan.
“Wakil Menteri Luar negeri China Sun Weidong telah mengajukan pernyataan serius kepada duta besar Korea Selatan atas pernyataan ‘salah’ oleh Presiden Korea Selatan tentang Taiwan,” kata Kementerian Luar Negeri China, Minggu (23/4/2023), melansir CNA.
Protes yang dilayangkan pemerintah China bermula dari wawancara eksklusif Yoon Suk Yeol dengan sebuah media. Yoon menyampaikan, meningkatnya ketegangan di sekitar wilayah Taiwan dipicu oleh upaya untuk mengubah status quo secara paksa, dan dia menentang perubahan tersebut.
Dalam wawancara itu, Yoon Suk Yeol menyebut masalah Taiwan merupakan masalah global.
“Masalah Taiwan bukan hanya masalah antara China dan Taiwan, tetapi seperti masalah Korea Utara, ini adalah masalah global,” ujarnya.
Pernyataan tersebut segera mengundang respons dari China. Sun Weidong menyebut, pernyataan yang dilontarkan Presiden Korea Selatan itu sama sekali tidak dapat diterima. Apalagi, Korea Selatan menyamakan masalah Taiwan dengan masalah Semenanjung Korea.
Baca Juga
“Pemimpin Korea Selatan tidak menyebutkan prinsip One China, tetapi menyamakan masalah Taiwan dengan masalah Semenanjung Korea,” kata dia.
Dijelaskan Sun Weidong, Korea Utara dan Korea Selatan merupakan negara berdaulat yang telah bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Sudah menjadi fakta umum bahwa masalah Semenanjung Korea dan masalah Taiwan sangat berbeda sifatnya, dan tidak dapat dibandingkan sama sekali,” tegasnya.
China mengatakan Taiwan yang diperintah secara demokratis adalah bagian dari wilayahnya sendiri, posisi yang sangat ditolak Taipei, dan menuntut negara-negara yang memiliki hubungan dengannya harus mengadopsi posisinya bahwa Taiwan adalah wilayah China.
Keluhan Sun menyusul kritik dari Kementerian Luar Negeri China pekan lalu bahwa Korea Selatan harus "dengan hati-hati" menangani masalah yang berkaitan dengan Taiwan. Korea Selatan membalas dengan memanggil duta besar China untuk memprotes pernyataan Beijing.