Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Filipina dan China Komitmen Kerja Sama Selesaikan Perbedaan di Laut China Selatan

Filipina dan China berkomitmen untuk bekerja sama menyelesaikan perbedaan maritim kedua negara di Laut China Selatan pada Sabtu (22/4/2023).
Menteri Luar Negeri China Qin Gang menghadiri Forum Lanting untuk menyampaikan pidato utama di Beijing, China 21 Februari 2023. REUTERS/Thomas Peter
Menteri Luar Negeri China Qin Gang menghadiri Forum Lanting untuk menyampaikan pidato utama di Beijing, China 21 Februari 2023. REUTERS/Thomas Peter

Bisnis.com, JAKARTA - Filipina dan China berkomitmen untuk bekerja sama menyelesaikan perbedaan maritim kedua negara di Laut China Selatan pada Sabtu (22/4/2023).

Pembicaraan antara Menteri Luar Negeri kedua negara itu menandai yang terbaru dari serangkaian pertemuan tingkat tinggi antara Filipina dan para pemimpin Amerika Serikat (AS) dan China saat kedua negara adidaya itu bertempur untuk mendapatkan keuntungan strategis di Indo-Pasifik.

Sekretaris Urusan Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan bahwa hubungan Manila dengan Beijing lebih dari sekadar perbedaan atas Laut China Selatan.

Dia mengatakan itu saat memulai pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang di Manila, seperti dilansir dari CNA, pada Sabtu (22/4/2023).

"Perbedaan ini seharusnya tidak menghalangi kita untuk mencari cara mengelolanya secara efektif, terutama sehubungan dengan penikmatan hak-hak orang Filipina, terutama nelayan," katanya.

Sejak Presiden Ferdinand Marcos Jr menjabat pada Juni tahun lalu, Filipina telah mengajukan puluhan protes diplomatik atas kehadiran kapal penangkap ikan China dan tindakan agresif China di perairan strategis itu.

Qin Gang mengatakan bahwa kedua negara perlu bekerja sama untuk melanjutkan tradisi persahabatan, memperdalam kerja sama, dan menyelesaikan perbedaan dengan baik.

Lebih lanjut, Qin sendiri akan bertemu dengan Marcos pada Sabtu (24/2/2023) malam.

Dia menyatakan bahwa bekerja sama akan membantu mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia.

Kunjungannya dilakukan hanya beberapa pekan setelah Filipina mengumumkan lokasi 4 pangkalan militer tambahan AS, dan 2 di antaranya menghadap ke utara menuju Taiwan.

Lebih dari 17.000 tentara Filipina dan AS melakukan latihan militer gabungan terbesar di negara Asia Tenggara itu, menuai kritik dari Beijing, saingan Manila di Laut China Selatan.

Sebuah keputusan penting oleh Pengadilan Arbitrase Permanen membatalkan klaim kedaulatan China atas hampir semua Laut China Selatan pada 2016.

Pada saat itu klaim tersebut telah dilakukan dengan barang-barang yang dibawa kapal senilai sekitar US$3 triliun atau Rp44.808 triliun setiap tahun dan diyakini kaya akan mineral, dan cadangan minyak dan gas.

Vietnam, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Filipina memiliki klaim yang bersaing di beberapa bagian jalur perairan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper