Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada pertemuan puncak minggu depan bersama Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol, menjanjikan langkah-langkah substansial untuk menekankan komitmen AS mencegah serangan nuklir Korea Utara (Korut).
Informasi ini disampaikan seorang pejabat senior AS pada Jumat (21/4/2023), mengutip dari pemberitaan Reuters, Sabtu (22/4/2023). Kunjungan ke Korea Selatan sendiri akan dilakukan selama seminggu mulai Senin (24/4/2023).
"Kami bekerja secara luar biasa dan intensif dengan Korea Selatan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menopang persepsi publik dan realitas komitmen kami," ucap pejabat tersebut kepada Reuters.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa ini dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar AS bahwa sejumlah negara Indo-Pasifik yang seharusnya dapat membangun senjata nuklir, memilih untuk tidak melakukannya karena perlindungan yang disebut sebagai payung nuklir AS.
Biden akan membicarakan langkah substansial untuk menekankan komitmen AS mencegah serangan nuklir, dan memperjelas bahwa keraguan mengenai komitmen AS untuk berdiri bersama Korea Utara, bahkan di hadapan provokasi dari Korea Utara, ancaman dari Rusia, dan ambisi membangun senjata nuklir dari China.
Banyak warga Korea Selatan mengatakan bahwa negaranya harusnya mengembangkan persenjataan nuklir untuk melindungi diri dari serangan oleh Korea Utara yang memiliki senjata nuklir dan persenjataan rudal dan bom yang semakin berkembang.
Baca Juga
Mengutip dari pemberitaan Reuters (22/4/2023), berdasarkan dari jajak pendapat yang dirilis pada 6 April oleh Asan Institute for Policy Studies di Seoul, sebanyak 64,3 persen warga Korea Selatan mendukung pengembangan senjata nuklir dengan 33,3 persen menentang.
Selain itu, survei menunjukkan 52,9 persen warga Korea Selatan yakin AS akan menggunakan senjata nuklir untuk membela Korea Selatan jika terjadi serangan nuklir oleh Korea Utara.
Namun, diketahui sebanyak 54,2 persen responden mengatakan bahwa AS tidak mungkin akan mengambil risiko untuk mempertaruhkan keselamatannya untuk membela Korea Selatan.
Seorang pejabat kedua, yang tidak ingin disebut namanya juga mengatakan bahwa AS menyambut baik peran Korea Selatan dalam mendukung ukraina, dan langkah-langkah tambahan yang mungkin bersedia untuk dilakukan.
“Namun kami [Korea Selatan] juga menyadari seperti setiap negara mereka harus membuat keputusan berdasarkan perhitungan mereka sendiri," tuturnya.
Sedangkan, pejabat pertama mengatakan KTT hanya sebuah kunjungan yang mencerminkan apresiasi Biden terhadap kepemimpinan kuat Yoon, pemulihan hubungan dengan Jepang dan akan memuji investasi teknologi yang besar di AS ketika Biden menjabat.
Membahas mengenai KTT, pejabat kedua mengatakan bahwa situasi hak asasi manusia Korea Utara kemungkinan besar akan menjadi fokus Yoon dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, untuk pertama kalinya Yoon juga mengisyaratkan pelunakan dalam posisinya dalam menyediakan senjata ke Ukraina.