Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina: Korea Selatan Berencana Kirim Bantuan Militer Pertama ke Ukraina

Korea Selatan berancana untuk mengirimkan bantuan militer atau senjata pertamanya ke Ukraina jika serangan sipil berskala besar terjadi. 
Bendera Korea Selatan/Edarabia
Bendera Korea Selatan/Edarabia

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan berancana untuk mengirimkan bantuan militer atau senjata pertamanya ke Ukraina jika serangan sipil berskala besar terjadi. 

Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan, bantuan militer ini akan menjadi upaya pemerintahannya untuk membantu Ukraina mempertahankan dan memulihkan kembali negaranya.

"Jika ada situasi yang tidak dapat dimaafkan oleh komunitas internasional seperti serangan skala besar terhadap warga sipil, pembantaian atau pelanggaran serius terhadap hukum, mungkin sulit bagi kami untuk hanya meminta dukungan kemanusiaan atau keuangan," ujarnya seperti dilansir dari Reuters, Rabu (19/4/2023). 

Menurutnya, jika suatu negara telah diserang secara ilegal baik di bawah hukum internasional maupun domestik, maka tidak ada batasan tentang sejauh mana dukungan dapat diberikan kepada negara tersebut.

Adapun, Yoon dijadwalkan untuk mengunjungi Amerika Serikat (AS) minggu depan untuk menghadiri pertemuan puncak peringatan 70 tahun aliansi Korea Selatan dan AS. Dalam kunjungan tersebut, Yoon dikabarkan akan bertemu secara langsung dengan Presiden AS Joe Biden. 

Seperti diketahui, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang memiliki keterbatasan untuk terus mengirimkan bantuan senjata atau militer Ukraina. Pasalnya, negeri ginseng memiliki Undang-Undang (UU) yang mengatur tentang pelarangan penyediaan senjata ke negara-negara yang berkonflik. 

Kondisi ini bahkan membuat Korea Selatan sempat menerima desakan dari NATO untuk meningkatkan dukungan mereka untuk militer Ukraina. 

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam kunjungannya ke Seoul, Senin (31/1/2023). 

Dia mengatakan, Korea Selatan bukan satu-satunya negara yang menerapkan kebijakan untuk melarang penyediaan senjata ke negara-negara konflik. Kebijakan serupa, sambungnya, juga diberlakukan di Jerman, Swedia, serta Norwegia. 

Namun, ketiga negara memutuskan untuk mengubah aturan yang berlaku terkait penyediaan senjata ke negara konflik lantaran keadaaan perang yang tak kunjung membaik. 

"Jika kita tidak ingin otokrasi dan tirani menang, maka [Ukraina] membutuhkan senjata, itulah kenyataannya," ujarnya dikutip Rabu (19/4/2023). 

Lebih lanjut, Stoltenberg juga mengingatkan pemerintah Korea Selatan terkait kesepakatan besar yang dibuat soal kesediaan negara tersebut untuk menyediakan ratusan tank, pesawat, hingga senjata lainnya kepada anggota NATO Polandia sejak perang dimulai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper