Bisnis.com, JAKARTA- Istana Batu Tulis kembali mencuat di gelanggang perpolitikan Tanah Air, seiring niatan PDI Perjuangan mengumumkan calon presiden dalam perhelatan Pemilu 2024. Batu Tulis sendiri merupakan sebutan bagi prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran yang jadi sumber penamaan kawasan sekitar Gunung Salak tersebut.
Pada Jumat (21/4/2023), PDI Perjuangan melalui Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto mengabarkan bahwa partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu akan menyampaikan nama calon presiden. Capres PDI Perjuangan adalah Ganjar Pranowo yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Kembali lagi Istana Batu Tulis dipilih sebagai lokasi istimewa pengumuman tersebut. Untuk PDI Perjuangan, serta khususnya Megawati secara pribadi, Istana Batu Tulis menyimpan banyak keistimewaan.
Berbagai memori masa lampau Megawati terpaut dengan Istana Batu Tulis. Presiden Soekarno, Ayah Kandung Megawati, membeli kawasan sekitar tempat peristirahatan yang dibangun masa colonial Hindia Belanda itu pada 1960-an.
Selain menyajikan pemandangan indah yang tertancap langsung kepada kaki Gunung Salak, serta menawarkan kerindangan, kemungkinan besar Soekarno memilih kawasan itu sebagai tempat “tirakat” adalah nuansa kental nilai sejarah. Sang Proklamator sangat terkenal dengan kalimat “Jasmerah”, serta sangat mengagumi para leluhur nusantara berikut nilai-nilai kehidupannya.
Tak heran jika Istana Batu Tulis pun dipilih karena berdekatan dengan catatan sejarah berupa Prasasti peninggalan Pajajaran. Prasasti ini sendiri yang kelak disebut sebagai Batu Tulis, merupakan peninggalan Prabu Surawisesa.
Baca Juga
Berbagai catatan sejarah menyebutkan isi prasasti mengandung kisah duka Surawisesa karena mangkatnya sang ayah yang tak lain adalah Prabu Siliwangi pada 1521 Masehi. Pada era pemerintahan Siliwangi itulah Pajajaran tampil sebagai kampiun di Tanah Pasundan.
Prabu Siliwangi berhasil membangun pertahanan Pajajaran yang tak tertembus musuh, serta sukses menghadirkan kesejahteraan rakyatnya. Tidak hanya itu, lewat Prasasti Batu Tulis, diketahui juga peringatan terkait pembangunan Pakuan sebagai pusat pemerintahan.
Kini, kisah Surawisesa dan Siliwangi yang tersingkap lewat Prasasti Batu Tulis boleh jadi semakin dilupakan, tetapi tidak dengan keriuhan Istana Batu Tulis. Di istana itu, berkali-kali Megawati melakukan berbagai keputusan politik penting.
Tercatat pada 2009, Megawati dan Prabowo Subianto bersepakat sebagai pasangan kontestan Pemilu 2009. Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), berkali-kali pertemuan tertutup dilaksanakan di Istana Batu Tulis.
Catatan itupun diperpanjang dengan perhelatan pengumuman Capres PDI Perjuangan hari ini. Semoga momen di Istana Batu Tulis juga ikut memberikan pelajaran sejarah bermakna sebagaimana tertulis pada Prasasti yang tertancap tegak di sana.