Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Teror KKB di Papua, Libatkan Anak-anak Bikin 4 Prajurit TNI Gugur

Teror KKB di Papua memakan korban 4 prajurit TNI. KKB diduga melibatkan anak-anak untuk menjebak pasukan TNI yang sedang dalam misi mencari pilot Susi Air.
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Philip Mehrtens, pilot Selandia Baru yang disebut-sebut disandera oleh kelompok pro-kemerdekaan, duduk di antara para pejuang separatis di wilayah Papua Indonesia, 6 Maret 2023. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) )/Handout melalui REUTERS/File Foto
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Philip Mehrtens, pilot Selandia Baru yang disebut-sebut disandera oleh kelompok pro-kemerdekaan, duduk di antara para pejuang separatis di wilayah Papua Indonesia, 6 Maret 2023. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) )/Handout melalui REUTERS/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA --Sebanyak 4 prajurit TNI gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga Papua.

Empat prajurit TNI yang gugur itu antara lain Pratu Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan dan Pratu Sukra.

Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman membenarkan hal itu dan mengungkapkan bahwa para prajurit ditemukan dalam kondisi gugur bersama dengan Pratu Miftahul Arifin.

“Puji syukur berkat dukungan, support dan doa dari semua pihak, bahwa Tim Gabungan TNI Polri berhasil menemukan 4 Prajurit TNI termasuk didalamnya Pratu Miftahul Arifin yang dalam proses pencarian dengan kondisi meninggal dunia,” ucap Herman dalam keterangannya, Rabu (19/4/2023).

Herman mengungkap ke-empat prajurit tersebut adalah Pratu A, Pratu I, Pratu K dan Prada S. Saat ini, kata Herman, ke-empatnya sudah dievakuasi ke RSUD Timika Kab Mimika.

“Kami Mohon doanya semoga ke-empat prajurit yang terbaik yang gugur di medan tugas ini mendapat tempat terbaik disisi Allah SWT,” ucapnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono terbang ke Papua untuk meninjau langsung perkembangan kasus penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papua terhadap aparat TNI di Nduga Papua.

Kronologi Kejadian

Yudo mengaku telah menerima langsung laporan mengenai kronologi insiden penyerangan KKB Papua. Dia mengatakan bahwa peristiwa itu bermula ketika pasukan TNI sedang melakukan operasi pencarian pilot Susi Air Phillip Mehrtens.

Pada Sabtu (15/4/2023), KKB menghadang dan menyerang pasukan TNI saat mereka sedang menyisir daerah Mugi, Nduga, Papua.

"Di jalan, (prajurit) kami dihadang oleh KST (kelompok separatis teroris) dan terjadi kontak tembak. Dari 36 pasukan (di lokasi ), ada satu yang meninggal, yaitu Pratu Miftahul Arifin," kata Yudo dilansir dari Antara, Selasa (18/4/2023).

Yudo mengungkapkan bahwa sebelum serangan berlangsung KKB menggunakan anak-anak untuk menjebak prajurit TNI. Kabar mengenai pelibatan anak-anak itu disampaikan langsung oleh dua prajurit yang selamat dari jebakan KKB.

Dua prajurit itu, kata Yudo, menceritakan detik-detik serangan maut KKB ke pasukan TNI. Dia menuturkan 36 prajurit TNI dikepung dari tiga isi. Ada anak-anak yang teriak-teriak diikuti oleh suara peluit.

Rentetan tembakan datang dari tiga sisi. Pasukan TNI yang tidak siap kemudian bingung antara harus menembak atau tidak karena yang dihadapi adalah masyarakat.

"Kami kan melihat kondisi tersebut juga terbawa, mau ditembak takutnya adalah anak-anak. Tapi mereka menggunakan teori seperti itu," imbuh Yudo.

Panglima TNI melanjutkan bahwa pasukannya selalu mencoba untuk menghindari jatuhnya korban sipil dalam setiap operasi militer. Namun yang dilakukan oleh KKB tergolong tidak biasa dan belum pernah dihadapi oleh pasukan TNI sebelumnya.  "Tetapi ternyata mereka menggunakan itu (masyarakat), sehingga prajurit kita menjadi seperti itu."

Empat Prajurit Terluka

Dari insiden itu, Yudo menyampaikan tiga prajurit terkena luka tembak dan seorang luka akibat terjatuh. Empat prajurit yang terluka saat ini telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

"Alhamdulillah, kondisi mereka sehat semuanya, masih bisa melihat saya langsung, bilang selamat siang Panglima! berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak Kasad (Jenderal TNI Dudung Abdurachman). Ada juga yang bilang Komando! Artinya, mereka masih sadar. Alhamdulillah, mudah-mudahan mereka bisa sehat kembali dan pulih dari luka yang diderita," ujar Yudo.

Yudo tiba di Timika, Papua, Senin (17/4), dan langsung mendengar paparan dari pangkogabwilhan III, pangdam XVII/Cendrawasih, komandan Koopsus TNI, pangkoarmada III, danrem 173, dan danrem 174 terkait situasi di Nduga, Papua.

Di Timika, Yudo didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak,  dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Iwan Setiawan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper