Bisnis.com, JAKARTA - Adanya kebocoran informasi rahasia tentang persiapan Kyiv menyerang Rusia terus menghebohkan publik.
Dokumen-dokumen tersebut sempat beredar di Twitter dan Telegram, yang memperlihatkan soal rencana kesiapan tempur Ukraina dan serangan yang akan dilancarkan.
Namun hal tersebut langsung dibantah oleh Penasihat Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak. Ia mengatakan bahwa informasi rahasia tentang persiapan Ukraina untuk serangan balasan terhadap Rusia adalah dokumen palsu.
“Sejak runtuhnya Uni Soviet, badan intelijen [Rusia] mengalami kemunduran dalam kemampuan intelijennya, sehingga mereka hanya mampu merehabilitasi diri mereka sendiri dengan memanfaatkan Photoshop untuk menyebarkan informasi palsu,” tulisnya melalui akun @Podolyak_M, dikutip pada Sabtu (8/4/2023).
Tweet-nya muncul setelah The New York Times menerbitkan “rahasia Amerika dan Rencana NATO” yang rincian tentang kebocoran dokumen yang diduga rahasia yang mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina akan selesai pada 30 April 2023.
Dokumen tersebut mengklaim Kyiv telah menyiapkan 60.000 tentara dengan lebih dari 250 tank dan lebih dari 350 kendaraan lapis baja.
Baca Juga
Dalam rinciannya, Ukraina disebut tengah merinci tingkat pengeluaran sistem artileri HIMARS yang disediakan oleh AS dan informasi tersebut telah dirahasiakan.
Sementara, dokumen kedua menggambarkan selusin brigade tempur Ukraina, termasuk peralatan mereka dan tanggal kapan mereka mungkin siap menghadapi pasukan Rusia.
Pernyataan dari juru bicara Pentagon, markas besar dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang dikutip oleh Times menunjukkan Pentagon telah mengetahui laporan posting media sosial mengenai dokumen-dokumen tersebut dan saat ini sedang meninjau masalah ini.
"Kami mengetahui laporan posting media sosial dan departemen sedang meninjau masalah ini," kata juru bicara Pentagon kepada Times pada hari Jumat sebelumnya.
Para ahli memperingatkan bahwa dokumen-dokumen itu, meski tampak asli, mungkin telah diubah untuk tujuan propaganda.
Satu slide dokumen tampaknya memberikan perkiraan tentang jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina, yaitu 40.000 dan 60.000, sebuah perkiraan yang jauh di bawah angka yang dikutip oleh pemerintah Barat secara terbuka.
Seorang pakar Rusia dan koresponden senior di Yahoo News Michael Weiss tutur mengatakan bahwa dokumentersebut jelas-jelas telah direkayasa, yang dapat berarti bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dimanipulasi atau disusun dengan tujuan tertentu.
Dalam postingan di media sosial, Weiss menunjukkan, meskipun dokumen-dokumen tersebut kemungkinan telah dibocorkan atau dicuri, kebocoran informasi tersebut tetap merupakan hal yang buruk dan dapat berdampak buruk pada keamanan nasional.