Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Meksiko Andreas Manuel Lopez Obrador mengatakan ketidaksetujuannya terkait tuntutan pidana yang diajukan kepada mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Seharusnya masalah hukum tidak boleh digunakan untuk tujuan elektoral dan politik," kata Lopez Obrador dalam konferensi pers reguler, seperti dilansir Reuters, Kamis (6/4/2023)
Hal itu yang menjadi alasan dari ketidaksetujuannya terhadap tuntutan yang dijatuhi pada mantan presiden AS tersebut.
Pada Selasa (4/4/2023), Trump didakwa dengan 34 tuduhan kejahatan pemalsuan catatan bisnis dalam kasus bersejarah atas tuduhan bahwa dia mengatur pembayaran uang suap kepada dua wanita sebelum pemilihan AS 2016 untuk menekan publikasi pertemuan seksual mereka dengannya.
Populis Lopez Obrador membandingkan kasus Trump dengan pemecatan mantan presiden Peru Pedro Castillo yang dicopot jabatannya dan ditangkap ketika mencoba membubarkan kongres.
"Seharusnya orang-orang yang memutuskan," kata Lopez Obrador.
Baca Juga
Meski demikian, dia tidak mengatakan bahwa Trump bersalah atau tidak.
Lopez Obrador, yang menjabat pada tahun 2018, mulai mengembangkan hubungan kerja yang bersahabat dengan Donald Trump.
Adapun pada November tahun lalu, Lopez Obrador meminta Twitter untuk kembali memulihkan akun milik Trump yang saat itu sempat dinonaktifkan oleh media sosial.